Ditjen PKH Kementerian Pertanian bersama Badan Pemelihara Keamanan Polri pantau serius produksi sapi betina produktif Depok ( WartaMerd...
Ditjen PKH Kementerian Pertanian bersama Badan Pemelihara Keamanan Polri pantau serius produksi sapi betina produktif |
Depok (WartaMerdeka) - Kementerian Pertanian/Kementan bekerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) guna menekan laju pemotongan sapi betina produktif Nasional. Hal tersebut disampaikan Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Ma'arif saat mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) di acara Pertemuan Koordinasi dan Advokasi Pengendalian Pemotongan Betina Produktif di Depok. Pertemuan dilaksanakan selama tiga hari mulai 11 Desember.
Menurut Syamsul, dalam rangka percepatan peningkatan peningkatan populasi ternak sapi/kerbau, Pemerintah buat terobosan dengan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB). Melalui program ini telah lahir sebanyak 2.650.969 ekor anak sapi.
Namun, berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) tercatat dalam empat tahun tak kurang 22.000 ekor ternak betina produktif dipotong setiap tahunnya. Tingginya pemotongan betina produktif secara nasional ini menjadi salah satu hambatan dalam upaya percepatan peningkatan populasi sapi/kerbau di Indonesia.
Syamsul juga menyampaikan, mengingat pentingnya upaya pengendalian dan pencegahan pemotongan betina produktif, maka mulai 2017, Ditjen PKH canangkan kegiatan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif. Upaya pengendalian pemotongan betina produktif ini bertujuan menyelamatkan betina produktif dari pemotongan dan mempertahankan dan/atau meningkatkan jumlah akseptor UPSUS SIWAB.
"Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah menurunkan pemotongan betina produktif secara bertahap, minimal sebesar 20% dari jumlah pemotongan betina produktif pada tahun sebelumnya" jelasnya. Upaya pengendalian pemotongan betina produktif mulai menunjukkan hasil positif dengan adanya penurunan pemotongan di daerah target 17 Propinsi sebesar 54%, dari jumlah 23.078 ekor di 2017 menjadi 12,209 ekor pada 2018. Adapun secara nasional, angka ini turun sebesar 47,10% dari 21.106 ekor di 2017, menjadi 9.522 ekor pada 2018.
Menurut Syamsul, capaian ini hasil nyata dari kerjasama antara Ditjen PKH dengan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri melalui perjanjian yang telah ditanda tangani pada 9 Mei 2017. “Kami sangat mengapresiasi Baharkam dan jajarannya di daerah yang telah melakukan pengawasan mulai dari hulu di kelompok ternak, pasar hewan dan check point sampai di hilir di Rumah Potong Hewan (RPH) atau di tempat pemotongan di luar RPH,” pujinya (dh).