Indonesia jadi tuan rumah pertemuan ke-28 Komisi Asia-Pasifik Statistik Pertanian Bali ( WartaMerdeka ) - Badan Pangan dan Pertanian Pe...
Indonesia jadi tuan rumah pertemuan ke-28 Komisi Asia-Pasifik Statistik Pertanian |
Pertemuan ini meninjau dan mendukung kesiapan kawasan menghasilkan data statistik yang memadai untuk memantau kemajuan menuju target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s) pada 2030. Ini sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Syahrul Yasin Limpo yang membangun Agriculture War Room (AWR) menuju satu data berbasis teknologi modern.
Acara APCAS ke-28 ini dipandu Pemerintah Indonesia, dihadiri 100 delegasi dari 30 negara serta 9 organisasi internasional dan regional dengan 17 tujuan SDG’s, 169 target, 232 indikator. Tujuanya memantau kemajuan demi meningkatkan sistem pendataan statistik dan analisis untuk perencanaan yang lebih baik di sektor pertanian, ternak, perikanan, dan kehutanan.
Pertemuan ini juga menyediakan platform bagi negara-negara Asia Pasifik untuk secara langsung terlibat memusatkan perhatian pada tantangan dalam mengembangkan statistik pertanian seperti keterpencilan geografis, mengubah pola tanam dan pemeliharaan ternak karena perubahan iklim dan penyakit lintas batas, serta infrastruktur statistik terbatas dan sumber daya.
Pietro Gennari, Kepala Statistik FAO, menyampaikan tentang catatannya perihal kesenjangan data yang signifikan di Asia-Pasifik dalam memonitor SDGs, dan lambatnya kemajuan untuk mencapai tujuannya. “Komitmen negara yang lambat untuk mengukur SDG, dan kinerja yang buruk untuk mencapai SDG, terkait erat. Kami menyaksikan inversi aksioma di mana apa yang diukur dan yang akan dilakukan. Kami tidak mengukur indikator SDG, dan ini adalah salah satu alasan penting mengapa kami tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target SDG," ujar Pietro dalam Sesi ke-28 APCAS di Bali.
Sementara Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan pertukaran pengetahuan dan pengalaman terbaik melalui pertemuan APCAS adalah suatu cara untuk meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat perkembangan statistik pertanian untuk memonitor pencapaian SDGs di wilayah Asia Pasifik.
“Melakukan kerjasama antara FAO dan pemerintah, termasuk dalam pemerintah sendiri seperti antara BPS dan Kementerian Pertanian dan juga dengan Kementerian/Lembaga lain yang terkait, sangat diperlukan untuk menghasilkan statistik pertanian berkualitas yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk menyediakan indikator SDGs,” jelasnya.
Selain statistika data, dalam acara tersebut turut dibahas tentang urgensi statistik dalam proses untuk mengakhiri kelaparan. Dimana kerawanan pangan memainkan peran penting dalam berbagai bentuk kelaparan dan kekurangan gizi. Mayoritas kelaparan dunia dan anak-anak yang terkena dampak stunting tinggal di Asia (dh).