Petani Grobogan manfaatkan lahan hasil panen diisi tanaman pangan lain Grobogan ( WartaMerdeka ) - Di tengah wabah covid 19, Kabupaten ...
Petani Grobogan manfaatkan lahan hasil panen diisi tanaman pangan lain |
Grobogan (WartaMerdeka) - Di tengah wabah covid 19, Kabupaten Grobogan di Provinsi Jawa Tengah melakukan panen raya komoditas padi dan jagung. Banyak daerah di Indonesia kini mulai memasuki masa panen di dua bidang ini. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan
Edhie Sudaryanto menjelaskan, luas panen padi Kabupaten Grobogan pada Maret seluas 36.946 hektar dan April 4.454 hektar dengan harga gabah kering panen Rp 4.000-Rp 4.500 per kilogram. Sementara luas panen jagung di Maret seluas 1.954 hektar dan April seluas 983 hektar.
"Setelah melaksanakan panen, ternyata para petani di Kabupaten Grobogan sudah siap-siap melakukan kegiatan tanam kembali. Namun kali ini tidak langsung menanam komoditas padi dan jagung, tetapi merotasikannya dengan menanam kacang hijau dan kedelai," jelas Edhie di Grobogan (11/4) Upaya rotasi dipilih petani karena memiliki banyak manfaat, seperti dapat meningkatkan kesuburan tanah, memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar dan mampu memutus siklus hama dan penyakit pada tanaman.
Sementara itu, salah satu ketua Kelompok Tani/Poktan di Kabupaten Grobogan, Slamet, menyebut Kementan sangat mendukung kegiatan rotasi atau pergiliran tanaman sebagai salah satu cara diversifikasi tanaman pangan. Ini juga mendukung keberlanjutan pemanfaatan lahan pertanian sehingga produktivitas pangan dapat terjaga dengan baik. “Kacang hijau dan kedelai banyak di tanam di daerah kami dan harganya pun cukup bagus di pasaran," katanya.
Daniar, salah satu penanggung jawab kegiatan di Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jawa Tengah mengakui rotasi tanaman usai panen raya disambut baik pemerintah daerah juga petani yang tergabung dalam poktan atau gapoktan. "Saya rasa bagus untuk petani yang biasanya menanam kacang-kacangan setelah musim panen padi dan bisa mendukung pergiliran tanaman sebagai upaya pencegahan hama dan penyakit tanaman,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Edy Purnawan mengutarakan, pihaknya memiliki dua kegiatan utama dalam menekan serangan baik hama maupun penyakit pada tanaman aneka kacang dan umbi. Pertama, Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) kacang kacangan dan umbi umbian dan kedua Gerakan Pengendalian (Gerdal) kacang kacangan dan umbi umbian.
Kegiatan ini rencananya digelar di 21 Provinsi penghasil aneka kacang dan umbi yang tersebar di Indonesia. Harapanya dengan kegiatan ini petani poktan/gapoktan bisa mengelola keberadaan hama penyakit melalui cara cara yang sehat serta semangat lagi dalam membudidayakan tanaman kacang dan umbi (ar).