Jakarta (WartaMerdeka) – Meski pandemi Covid-19 terus menghantui masyarakat dunia termasuk Indonesia, ini bukan berarti kita hanya menanti berdiam diri hingga ancaman virus ini pergi. Terlebih di sektor pariwisata yang diprediksi usai pandemi, akan mengalami perubahan tren berwisata. Menurut Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani saat diskusi virtual dengan tema Industry Roundtable Tourism and Hospitality Industry Perspective, pihaknya terus bersiap menjemput tren baru berwisata usai pandemi Covid-19 (24/4). “Kami akan menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi new normal. Destinasi itu disiapkan dengan mengedepankan prinsip sustainable tourism, termasuk didalamnya soal kesehatan, dan keamanan,” kata Giri. Giri menjelaskan, pemerintah memakai tiga jurus dalam penanganan Covid-19, yakni masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi. Pemerintah juga telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat Covid-19. “Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukungan masa tanggap darurat membantu sektor parekraf. Di forum ini juga kami meminta untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi situasi saat ini," papar Giri. Dalam diskusi virtual juga ada narasumber Founder & Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, serta Ketua GIPI Bali Ida Bagus Okanentru Agung Partha. Hemawan mengatakan, sektor pariwisata adalah sektor paling terdampak pandemi dan berimbas ke sektor lain. "Sekarang semua sadar ketika pariwisata stop, ekonomi juga stop. Semua baru sadar, pariwisata adalah tulang punggung ekonomi. Covid-19 ini menarik, karena pariwisata tak akan pernah sama lagi,” jelas Hermawan.
Usai berlalu covid-19, industri pariwisata juga mesti berbenah dengan tampilan yang lebih berkualitas dari berbagai hal |
Menurut Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani saat diskusi virtual dengan tema Industry Roundtable Tourism and Hospitality Industry Perspective, pihaknya terus bersiap menjemput tren baru berwisata usai pandemi Covid-19 (24/4). “Kami akan menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi new normal. Destinasi itu disiapkan dengan mengedepankan prinsip sustainable tourism, termasuk didalamnya soal kesehatan, dan keamanan,” kata Giri.
Giri menjelaskan, pemerintah memakai tiga jurus dalam penanganan Covid-19, yakni masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi. Pemerintah juga telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat Covid-19. “Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukungan masa tanggap darurat membantu sektor parekraf. Di forum ini juga kami meminta untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi situasi saat ini," papar Giri.
Dalam diskusi virtual juga ada narasumber Founder & Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, serta Ketua GIPI Bali Ida Bagus Okanentru Agung Partha. Hemawan mengatakan, sektor pariwisata adalah sektor paling terdampak pandemi dan berimbas ke sektor lain. "Sekarang semua sadar ketika pariwisata stop, ekonomi juga stop. Semua baru sadar, pariwisata adalah tulang punggung ekonomi. Covid-19 ini menarik, karena pariwisata tak akan pernah sama lagi,” jelas Hermawan.
Hermawan memuji Bali, walau diterpa Covid-19, tetap bisa mengkombinasikan “God, people, nature” dalam sektor pariwisata. Karena ia memprediksi, setelah Covid-19 akan kian banyak wisatawan yang menuntut pariwisata tak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan yang bersih, berkualitas dengan alam dan keamanan lebih baik, sistem mitigasi, di mana bisa terjadi dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut.
"Kalau bicara bertahan atau surviving itu sudah pasti. Sekarang tinggal bicara preparing atau mempersiapkan ketika wisatawan kembali setelah Covid-19. Bali jadi contoh dan punya ketahanan. Nusa Tenggara Barat juga sekarang sedang preparing karena melihat potensi di masa depan. Seperti yang sudah saya katakan, daerah-daerah tersebut sadar bahwa pariwisata adalah penggerak ekonomi," ungkap Hermawan ag/ma).