Mentan Syahrul Yasin Limpo saksikan langsung proses ekspor produk pertanian dari Manado, Sulut Manado ( WartaMerdeka ) – Menteri Pertan...
Mentan Syahrul Yasin Limpo saksikan langsung proses ekspor produk pertanian dari Manado, Sulut |
"Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian hadir untuk melepas ekspor dari Sulawesi Utara yaitu pala atau rempah-rempah kita dari Sulawesi Utara. Saya sampaikan rasa haru dan bangga karena di saat covid 19 seperti ini, kita buktikan bahwa pertanian itu tidak boleh berhenti. Hanya dengan cara ini menghadapi tantangan covid 19 itu, sekaligus kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk siapkan pangan," ucap Mentan saat melepas ekspor secara simbolis di rumah kemasan eksportir CV Indospice di Kota Manado (21/4).
Tentang ekspor ini, Syahrul beri apresiasi kepada para petani dan pelaku usaha agribisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala dengan permintaan sangat tinggi dari negara negara lain khususnya di tengah masa pandemi Covid-19. Rempah pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulut dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari negara luar sangat tinggi.
"Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang terlock hanya yang ke India dan ke Italia, itupun tetap diekspor. Bulan lalu katanya masih tetap ekspor, hanya sampai di pelabuhan sana belum bisa bongkar. Tetapi di negara ke Amerika dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu," ujarnya.
Syahrul menegaskan ekspor komoditas pertanian disaat pandemi Covid 19 harus bisa lebih berjaya dibandingkan. Ekspor menunjukkan komoditas pertanian tak mengenal pantangan apapun dan harus tetap tersedia, sebab seluruh dunia tetap membutuhkan makan, di antaranya komoditas rempah seperti pala, cengkeh dan lainnya.
"Artinya negara bangsa dan rakyat yang begitu banyak mengharapkan kita tidak boleh diam. Yang paling penting jaga kesehatan semua. Manual kesehatannya harus selalu dijaga, salah satunya harus tetap masker, termasuk tentu anak-anakku para media sekalian. Virus corona memang sesuatu yang sangat serius harus dihadapi," tegasnya. “Tidak boleh ada yang merasa kuat menghadapi itu karena seluruh dunia berhadapan dengan hal itu. Tetapi di saat seperti ini terjadi berbagai hal di bidang ekonomi. Tapi kita masih bisa ekspor pangan. Nah itu yang menjadi juga sesuatu hal penting," kisah Syahrul.
Sementara Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan ekspor asal sub sektor perkebunan masih sebagai andalan. Di tengah kondisi ekonomi yang lamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspornya. Dari data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode Januari hingga Maret nilainya Rp.511,12 miliar.
"Artinya terjadi peningkatkatan nilai ekspor asal Sulawesi Utara sebesar 176% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya khususnya peningkatan nilai komoditas perkebunan," papar Ali. Untuk informasi, besarnya ekspor komoditas pertanian yang dilepas ke 11 negara ini meliputi Pala Biji sejumlah 46,25 ton senilai Rp 5,17 miliar Bunga Pala 20 ton senilai Rp 6,9 miliar, Kelapa Serabut 59,51 ton senilai Rp.167,5 juta, Minyak Sawit 11.763 ton senilai Rp.105,054 miliar dan Kelapa parut 289,9 ton senilai Rp 7,5 miliar (ma).