Posisi strategis Ponorogo diantara dua provinsi, menjadikan hasil panen raya dapat dimanfaatkan secara luas Ponorogo ( WartaMerdeka ) –...
Posisi strategis Ponorogo diantara dua provinsi, menjadikan hasil panen raya dapat dimanfaatkan secara luas |
"Dengan demikian, Ponorogo akan memproduksi beras sebanyak 112.484 ton. Ponorogo akan surplus beras di bulan Juni nanti," ucap Medi di kantornya (17/4).
Menurut Medi, di Kabupaten Ponorogo terdapat 21 kecamatan penghasil padi. Kecamatan berkontribusi paling besar dan luas panen padinya di Kecamatan Sukorejo, Babadan dan Kauman. Di tiga kecamatan tersebut, memang selama ini menjadi sentra produksi padi di Ponorogo. "Produksi tahun ini menurut saya cukup fantatis, alhamdulillah tidak ada kendala meskipun saat ini ada wabah Covid 19," pujinya.
Namun demikian, Medi mengingatkan petani untuk tetap berhati-hati selama bekerja di sawah. Ia menegaskan pemerintah Ponorogo melalui dinas pertanian bertekad mewujudkan kondisi surplus beras. Hal ini penting agar seluruh kebutuhan konsumsi masyarakat dapat terpenuhi dan bahkan sebagai pensuplai beras untuk daerah lain. “Sebagai sentra produksi padi, kami siap penuhi kebutuhan masyarakat. Produksi beras Ponorogo pun bisa disuplai penuhi kebutuhan daerah lain," cetusnya.
Di tempat berbeda, Amirudin Pohan, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) mengapresiasi hasil produksi padi Kabupaten Ponorogo hingga surplus beras sebanyak 88 ribu ton. “Yang saya tahu secara hitungan di Ponorogo memang sudah surplus, sekitar 88 ribu ton. Itu bisa untuk menyangga wilayah lainnya baik di Jawa Timur sendiri maupun Jawa Tengah, karena letak Ponorogo berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah," jelasnya.
Menurut Amir, seusia dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan setiap tahun selalu memberi dukungan untuk program peningkatan produksi padi. Sudah ada beberapa alokasi bantuan seperti alat mesin pertanian (alsintan) pasca panen, pompa air, benih dan lain sebagainya sebagai wujud dukungan wilayah mencapai swasembada beras berkelanjutan.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menekankan, untuk antisipasi harga produk pertanian saat puncak panen raya yang biasanya rendah, pihaknya ada program terobosan sebagai solusi nyata yakni Kostraling (Komando Strategi Penggilingan Padi). Dengan pendekatan KUR (Kredit Usaha Rakyat), penyerapakan hasil petani tak dimainkan para tengkulak, namun dibeli langsung omitra atau penggilingan sebagai penjamin petani, yang didanai dengan KUR (dh).