Posisi strategis Bintan bersebelahan dengan Singapura menjadi daya tarik tersendiri untuk berwisata Jakarta ( WartaMerdeka ) – Kement...
Posisi strategis Bintan bersebelahan dengan Singapura menjadi daya tarik tersendiri untuk berwisata |
“Karena kita tahu di kawasan wisata Lagoi dan sekitarnya, SOP ini sudah diterapkan. Namun kita perlu mempersiapkan standar kesehatan untuk menyambut wisatawan agar saat mereka datang merasa aman saat berwisata di Bintan,” katanya. Dalam Webinar tersebut, hadir pula sebagai narasumber, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan Wan Ruddy Iskandar, Founder dan Direktur INDECON Ary S. Suhandi, dan Ketua ASITA Bintan Sapril Sembiring.
Rizki menyebut, pandemi Covid-19 memberikan dampak perubahan dari sektor pariwisata. Pertama marketnya, lalu kedua adalah destinasi itu sendiri, dimana perubahan destinasi tersebut terlihat dari sektor atraksi, akses, dan amenitas. Dari segi market, lanjut Rizki, juga akan mengalami perubahan baik dari segi kuantitas maupun segmen atau kualitasnya. Sebelum pandemi, Menparekra sudah mencanangkan sektor pariwisata ke depan bertransformasi dan menekankan pada quality tourism.
Ke depan, akan ada tiga skenario berwisata, yang pertama travel defense atau mereka yang berwisata tanpa memikirkan kondisi saat ini terjadi, yang penting jalan-jalan. Ini sangat mengkhawatirkan karena pandemi belum selesai. Kemudian travel phobia, yang tidak mau kemana-mana. Kemudian travel wise, yakni traveler yang sangat memperhatikan banyak aspek dan terutama protokol kesehatan.
“Untuk itu perlu SOP sebagai pedoman dalam pengelolaan destinasi wisata. Ada untuk subjeknya, yaitu protokol bagi pekerja, wisatawan, pengelola, hingga pihak ketiga dalam hal ini tour operator atau travel agen. Kemudian objeknya dimana tidak hanya kebersihan bagaimana objek yaitu memenuhi standar keselamatan. Tidak susah menerapkannya,” jelas Rizky.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan Wan Ruddy Iskandar menyebut, Bintan saat ini sudah masuk dalam zona hijau, ini kemudian menjadi peluang untuk mengembangkan pariwisata. Kemenparekraf juga telah mendorong sektor parwisata di Bintan, terutama yang berbasis masyarakat Community Base Tourism (CBT) untuk segera bergerak. “Kesiapan masyarakat menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Ketika dibuka namun masyarakatnya belum siap itu menjadi perhatian. Termasuk masyarakat di sekitar daya tarik wisata,” ungkap Wan Ruddy (ag/ma).