Hindari penularan Covid-19, pengguna transportasi dibatasi jumlahnya. Termasuk jam kerja juga diatur Jakarta ( WartaMerdeka ) – Trans...
Hindari penularan Covid-19, pengguna transportasi dibatasi jumlahnya. Termasuk jam kerja juga diatur |
Ridwan menyebut, pada Minggu 14 Juni 2020 telah diputuskan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui Surat Edaran Nomor 8/2020 untuk menghindari penumpukan atau kerumunan manusia di transportasi umum, maka dibuat pengaturan jam kerja yang berbeda antar-kelompok karyawan. Pengaturan menurut dibagi menjadi dua dengan perbandingan yaitu 50:50 dengan selisih 3 jam.
“Ini adalah upaya keras yang kita lakukan bersama-sama, di mana ketika kita telah menyediakan sarana transportasinya sudah maksimal, tidak bisa ditambah lagi. Maka kita upayakan kemudian adalah demand management, jadi dari sisi penggunaaannya yang kita tata agar pada jam yang sangat sibuk tidak terlalu banyak orang berkumpul di stasiun kereta api atau di kereta apinya sendiri. Itu yang tadi malam dilakukan”, jelas Ridwan.
Menurut Ridwan, penyebaran Covid-19, 80 persen lebih disebabkan mobiltas manusia. Oleh karena itu, pemerintah mengupayakan agar mobilitas manusia bisa produktif dan aman. Maka dibuat jam kerja berbeda sehingga orang yang bepergian pun berbeda. Selain itu, pengaturan pembagian jam kerja juga akan berjalan efektif.
Dalam jangka panjang, Ridwan berkeyakinan pembagian jam kerja tersebut akan mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. Selain itu juga dengan berkurangnya kendaraan, dampak positifnya adalah menurunnya konsentrasi emisi karbon di kota-kota besar seperti di Jakarta. “Yang paling mendasar juga kita dapat meningkatkan kualitas hidup, karena tidak harus terburu-buru, stress akan berkurang, waktu dengan keluarga akan lebih banyak. Hal-hal yang seperti itulah dampak positifnya”, tuturnya.
Di luar itu, tambah Ridwan, secara umum proyek-proyek infrastruktur dan transportasi masih terus didorong untuk dipercepat guna mempercepat kebangkitan perekonomian. Beberapa proyek besar pun terus berjalan. Untuk kereta api Jakarta – Surabaya, terlepas Indonesia sedang bermitra dengan Jepang untuk studinya, namun keputusan soal mitra baru berada di tangan pemerintah Indonesia. ‘Yang paling penting dia efisien dan kalau sudah terbangun nanti dia memberikan tawaran yang baik bagi masyarakat, yang menguntungkan tentunya”, ungkap Ridwan (ma).
Foto: abri