Bertutur dengan apik/story telling soal warisan dunia menambah daya tarik bagi wisatawan Jakarta ( WartaMerdeka ) – Cara bercerita seb...
Bertutur dengan apik/story telling soal warisan dunia menambah daya tarik bagi wisatawan |
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani saat Webinar Wisata Heritage bertema "Mengangkat Nilai-Nilai Produk Wisata Warisan Budaya Dunia dengan Gaya Bercerita Millenial" (11/6) menjelaskan, pentingnya ilmu atau "teknik" penyampaian nilai-nilai tersebut melalui story telling di media sosial dengan cara/metode yang mampu menambah pengalaman berwisata dan menarik orang untuk mengunjunginya.
"Melalui media ini, nilai-nilai tersebut dapat disampaikan secara naratif baik melalui visual, audio, photo caption/texts, ataupun kombinasi tiga metode tersebut," ujar Rizki.
Ia juga mengatakan, kunci kesuksesan dari menghidupkan narasi dalam aktivitas pariwisata ini tidak lepas dari usaha untuk menyesuaikan arus psikologi pengunjung dengan aktivitas penceritaan narasi tersebut.
"Anak-anak muda sekarang, kalau tidak bercertia dengan baik mereka cenderung akan bosan dan tidak mau berkunjung lagi. Untuk itu, narasi yang dibangun melalui story telling yang baik, akan mampu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, menambah pengalaman berkunjung wisatawan, hingga membangun rasa penasaran bagi orang-orang untuk mengunjungi situs-situs tersebut," tambahnya.
Narasumber yang hadir di Webinar adalah Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta Manggar Sari Ayuati dan Astrid Savitri, seorang content writer yang membahas “Storytelling Produk Wisata melalui Media Sosial".
Manggar menjelaskan peta penyebaran situs di kawasan Prambanan terdapat kurang lebih 30 situs yang bisa dijelajah.. Sembilan situs berlatar agama Hindu seperti Candi Prambanan, Kedulan, Barong, Ijo, Miri, Pondok, Ganesha Dawangsari, Sumur Bandung, dan Randu Gunting.
“Kawasan Prambanan merupakan sebuah kota kuno (ancient city), terbukti dari banyaknya peninggalan budaya yang ada. Dan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram kuno yang merupakan sebuah peradaban yang maju dengan segala organisasi kenegaraan yang telah terstruktur dengan baik sehingga menjadi salah satu peletak dasar kehidupan bernegara di Indonesia,” paparnya.
Sementara menurut Astrid Savitri, penyampaian cerita akan meningkatkan nilai suatu produk wisata. “Pencerita yang baik adalah pengamat dan penyimak yang baik. Ia dapat menceritakan sebuah objek atau situasi dengan kata-kata yang baik. Tipsnya adalah menggunakan kalimat sederhana dan sependek mungkin serta menghindari kalimat bersayap,” ungkapnya (ag/ma).