Buka Wisata Alam, Pemerintah Terapkan Protokol Kesehatan Dengan Ketat

Jakarta (WartaMerdeka) – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tengah menyiapkan protokol kesehatan covid-19 di destinasi-destinasi wisata berbasis alam di Indonesia. Upaya ini diharapkan Cmampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan lokal di era kenormalan baru. Kosmas Harefa, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves, menyebut, penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata berbasis alam mengutamakan prinsip Cleanliness, Health, and Safety (CHS). "CHS ini diterapkan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi dan industri pariwisata Indonesia paska covid-19," katap Kosmas dalam Webinar bertema Wisata Bahari Indonesia: Potensi, Strategi Pengembangan, dan Pengelolaan di Masa Normal Baru (1/7). Menurut Kosmas, wisata berbasis alam memiliki risiko penularan lebih rendah dibanding dengan destinasi wisata di perkotaan yang biasanya mengundang kerumunan orang. Meski demikian, Kosmas tak ingin risiko penularan yang minim ini disepelekan. Karenanya, pemerintah ingin memastikan penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata berbasis alam telah dilengkapi sarana pendukung. "Ketika fasilitas tidak mendukung, kita promosi kemanapun orang tidak akan percaya. Kuncinya adalah cleanliness, health, safety. Kita harus membangun kepercayaan orang untuk berwisata ke tempat kita," jelas Asdep Kosmas. Dibukanya sejumlah destinasi wisata alam, alam akan berkontribusi pada perekonomian daerah. Saat wisatawan datang, maka lapangan kerja tercipta.

Kemenko Marves dan kementerian dibawahnya terus mengawal pengembangan destinasi wisata berbasis alam
Jakarta (WartaMerdeka) – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tengah menyiapkan protokol kesehatan covid-19 di destinasi-destinasi wisata berbasis alam di Indonesia. Upaya ini diharapkan Cmampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan lokal di era kenormalan baru.

Kosmas Harefa, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves, menyebut, penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata berbasis alam mengutamakan prinsip Cleanliness, Health, and Safety (CHS).
"CHS ini diterapkan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi dan industri pariwisata Indonesia paska covid-19," katap Kosmas dalam Webinar bertema Wisata Bahari Indonesia: Potensi, Strategi Pengembangan, dan Pengelolaan di Masa Normal Baru (1/7).
Menurut Kosmas, wisata berbasis alam memiliki risiko penularan lebih rendah dibanding dengan destinasi wisata di perkotaan yang biasanya mengundang kerumunan orang. Meski demikian, Kosmas tak ingin risiko penularan yang minim ini disepelekan. Karenanya, pemerintah ingin memastikan penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata berbasis alam telah dilengkapi sarana pendukung.
"Ketika fasilitas tidak mendukung, kita promosi kemanapun orang tidak akan percaya. Kuncinya adalah cleanliness, health, safety. Kita harus membangun kepercayaan orang untuk berwisata ke tempat kita," jelas Asdep Kosmas. Dibukanya sejumlah destinasi wisata alam, alam akan berkontribusi pada perekonomian daerah. Saat wisatawan datang, maka lapangan kerja tercipta.
Untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata, pemerintah bahkan mengucurkan stimulus dana pemulihan ekonomi nasional untuk sebesar Rp3,8 triliun guna membangun destinasi berkualitas. "Pemerintah juga menstimulasi perjalanan wisata domestik dengan meluncurkan program wisata In City Activation, Staycation, Roadtrip dan Epic Sale. Tujuannya meningkatkan penerimaan negara dari wisata domestik yang semula hanya 55% menjadi 70%," tambah Kosmas.
Data dari Persatuan Usaha Selam Indonesia (PUSI) terhadap 152 pelaku usaha yang tersebar di lokasi destinasi prioritas wisata bahari menyebutkan, sebanyak 66,2% pelaku di sektor ini menghentikan operasi selama pandemi. Sementara itu, 93% responden mengaku sudah tidak memiliki pemasukan. Kerugian yang timbul akibat pandemi mencapai Rp75,8 miliar dan sebanyak 1784 pekerja di sektor pariwisata bahari terdampak, seperti. 44% dirumahkan tanpa tanggungan, 26% dirumahkan dengan tanggungan, dan 4,5% terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Direktur Jasa Kelautan, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Miftahul Huda mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah stakeholder seperti Kementerian Desa dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah menyiapkan formula untuk mendongkrak wisata bahari paska pandemi.
Strategi yang disiapkan antara lain memberikan relaksasi pembayaran angsuran pokok dan pinjaman bank, penyusunan protokol kesehatan menghadapi tata kenormalan baru, membangun wisata bahari berbasis desa, hingga melakukan promosi wisata melalui media online dengan memberikan jaminan penerapan protokol kesehatan yang ketat. "Kita kolaborasi dengan Kemendes dan Kemenparekraf untuk pariwisata bahari berbasis desa ini. Yang kita kembangkan pelakunya adalah masyarakat. Fasilitas apa saja yang kurang, saling dilengkapi agar bersinergi," papar Huda.
Huda mencontohkan pengembangan wisata bahari berbasis desa yang tengah digagas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), seperti wisata mangrove hingga taman coral (coral garden). Destinasi wisata bahari berbasis desa ini mendorong agar perekonomian desa berputar sebagai imbas dari kunjungan wisatawan.
Pengembangan wisata berbasis desa atau desa wisata bahari (Dewi Bahari) mempunyai tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sekaligus berfungsi melestarikan ekosistem pesisir. Selain itu, Dewi Bahari juga diharapkan mengubah perilaku masyarakat pesisir untuk lebih meningkatkan kesadaran sekaligus melestarikan budaya pesisir (ma).
Foto: abri

WM Multiplex

Nama

Advertorial,3,Alutsista,48,ATHG,258,Bela Negara,195,Bencana,4,Berita Duka,1,Covid-19,23,Daerah,4,Ekonomi dan Bisnis,140,Ekraf,12,Gaya Hidup,70,Gaya Hidup Sehat,4,Gender,1,Hankam,7,Hidup Sehat,132,Hukum,2,Internasional,225,IPTEK,1,Jabodetabek,3,Jendela,1,Jendela nusanfa,2,Jendela Nusantara,270,Kanker Pankreas,4,Kearifan Lokal,9,Kebhinekaan,4,Kegiatan Sosial,16,Kesehatan,14,Lingkungan,198,Luar Negeri,17,Maritim,4,Multilateral,1,Nasional,9,Obat Alami,4,Olahraga,20,Opini,4,Pariwisata,8,Pesona Indonesia,117,Politik,12,Ragam,276,Redaksi,1,Sastra,1,Sastra Budaya,15,SDM,244,Sehat,38,Sejarah,7,Seni Budaya,21,Seputar Kemerdekaan,2,Sorotan,5,Tani,3,Tani Darat,104,Tani Laut,27,Teras Indonesia,111,TNI / POLRI,3,TNI-POLRI,3,Transportasi,77,Travel,2,UMKM,3,Warta Merdeka,1,Wawasan,8,Wisata,7,
ltr
item
WARTAMERDEKA.web.id | Berita Warta Merdeka: Buka Wisata Alam, Pemerintah Terapkan Protokol Kesehatan Dengan Ketat
Buka Wisata Alam, Pemerintah Terapkan Protokol Kesehatan Dengan Ketat
Jakarta (WartaMerdeka) – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tengah menyiapkan protokol kesehatan covid-19 di destinasi-destinasi wisata berbasis alam di Indonesia. Upaya ini diharapkan Cmampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan lokal di era kenormalan baru. Kosmas Harefa, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves, menyebut, penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata berbasis alam mengutamakan prinsip Cleanliness, Health, and Safety (CHS). "CHS ini diterapkan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi dan industri pariwisata Indonesia paska covid-19," katap Kosmas dalam Webinar bertema Wisata Bahari Indonesia: Potensi, Strategi Pengembangan, dan Pengelolaan di Masa Normal Baru (1/7). Menurut Kosmas, wisata berbasis alam memiliki risiko penularan lebih rendah dibanding dengan destinasi wisata di perkotaan yang biasanya mengundang kerumunan orang. Meski demikian, Kosmas tak ingin risiko penularan yang minim ini disepelekan. Karenanya, pemerintah ingin memastikan penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata berbasis alam telah dilengkapi sarana pendukung. "Ketika fasilitas tidak mendukung, kita promosi kemanapun orang tidak akan percaya. Kuncinya adalah cleanliness, health, safety. Kita harus membangun kepercayaan orang untuk berwisata ke tempat kita," jelas Asdep Kosmas. Dibukanya sejumlah destinasi wisata alam, alam akan berkontribusi pada perekonomian daerah. Saat wisatawan datang, maka lapangan kerja tercipta.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXWtYoWcCMdY3ZmhxMOvSNngOWSzc1CTXfBDol1eANMXnyciGVf24Zz9KXgesMwBMYionvOytBMYAuzK4UYK4iCxaHZRznGsp6v-n-c5y6O89vvDqiW6ojExNYTgZl6e57V9ng7N96ZSg/s400/IMG_6307.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXWtYoWcCMdY3ZmhxMOvSNngOWSzc1CTXfBDol1eANMXnyciGVf24Zz9KXgesMwBMYionvOytBMYAuzK4UYK4iCxaHZRznGsp6v-n-c5y6O89vvDqiW6ojExNYTgZl6e57V9ng7N96ZSg/s72-c/IMG_6307.JPG
WARTAMERDEKA.web.id | Berita Warta Merdeka
https://www.wartamerdeka.web.id/2020/07/buka-wisata-alam-pemerintah-terapkan.html
https://www.wartamerdeka.web.id/
https://www.wartamerdeka.web.id/
https://www.wartamerdeka.web.id/2020/07/buka-wisata-alam-pemerintah-terapkan.html
true
7022093466243617840
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy