Jakarta (WartaMerdeka) – Pelaku industri ekonomi kreatif, khususnya insan periklanan dituntut dapat beradaptasi dan berinovasi dalam mengantisipasi tren pasar, perubahan keinginan, dan preferensi konsumen yang terus berkembang sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo saat webinar bertajuk "SWAKRAMA Periklanan: Menjaga Marwah Etika dalam Kepungan Teknologi" yang diselenggarakan Dewan Periklanan Indonesia (DPI), menyebut, disrupsi teknologi telah mengubah tatanan industri dan perekonomian di dunia termasuk di Indonesia (30/7).
Kedaulatan data dan digital jadi hal strategis bagi pegiat iklan di masa pandemi |
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo saat webinar bertajuk "SWAKRAMA Periklanan: Menjaga Marwah Etika dalam Kepungan Teknologi" yang diselenggarakan Dewan Periklanan Indonesia (DPI), menyebut, disrupsi teknologi telah mengubah tatanan industri dan perekonomian di dunia termasuk di Indonesia (30/7).
"Dengan adanya pandemi Covid-19, digitalisasi semakin terakselerasi dikarenakan banyaknya keterbatasan aktivitas fisik yang tidak boleh dilakukan. Di satu sisi pandemi mendorong masyarakat untuk dapat memanfaatkan teknologi agar dapat beraktivitas dengan lebih aman, di sisi lainnya mendorong industri untuk beradaptasi dengan teknologi agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Angela.
Kemenparekraf/Baparekraf telah melakukan berbagai langkah dalam mengelola krisis dan mitigasi dampak pandemi, khususnya dalam menjaga kesehatan dan keselamatan pelaku usaha dan pekerja di sektor ekonomi kreatif. Diantaranya, merilis dan sosialisasi handbook untuk 17 subsektor ekonomi kreatif, termasuk subsektor periklanan, sebagai petunjuk teknis untuk seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga pelaku usaha, pekerja, dan masyarakat agar tetap aman dan produktif di masa pandemi.
Strategi ekonomi kreatif pascapandemj juga tengah disiapkan, dimana salah satu kunci dalam membangun dan memajukan 17 sektor ekonomi kreatif kedepannya adalah dengan menyikapi perkembangan digitalisasi dengan komprehensif melalui kedaulatan data.
"Melalui kedaulatan digital, Indonesia sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia dapat memanfaatkan bonus demografi dan jumlah populasinya untuk membangun ekonomi digital yang besar serta berkompetisi di pasar global yang semakin kompetitif," jelas Angela.
Angela mengajak para pelaku ekonomi kreatif termasuk periklanan bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang kedaulatan data dan kedaulatan digital harus terjaga di wilayah yuridiksi virtual Indonesia (dh/vh).