Depok (WartaMerdeka) – Sejak 8 Juni lalu, Pemerintah telah menetapkan masa transisi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menuju new normal atau era adaptasi normal. Masyarakat diperbolehkan kembali beraktivitas, namun tetap wajib mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Karena, wabah Covid-19 belum selesai. Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat, jumlah kasus positif Covid-19 yaitu sebanyak 56.385 orang (per tanggal 30 Juni 2020) dan diprediksi akan terus bertambah jika masyarakat tak mematuhi protokol kesehatan. Jadi, soal kedisiplinan menjadi hal mutalk dan penting. Dan, peran keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, merupakan wadah pengembangan karakter dan pendidikan budi pekerti pertama bagi seorang anak, serta kunci keteladanan sosial dalam mendukung kebijakan pemerintah di era adaptasi normal. Hal inilah yang dibahas dalam Seminar Awam Bicara Sehat ke-18, digelar secara virtual dengan tema Keluarga Sehat, Bahagia dan Sejahtera di Era Adaptasi Normal, oleh Rumah sakit Universitas Indonesia/(RSUI (29/6), sekaligus meriahka Hari Keluarga Nasional setiap 29 Juni. Seminar ini menghadirkan dua pembicara dari RSUI, yakni Eka Pujiyanti, Plt. Direktur Keuangan RSUI, tentang “Bila Saya Sakit, Bagaimana Pembiayaan selama New Normal?”, serta Fransiska M. Kaligis, dokter spesialis kedokteran jiwa subspesialis kedokteran jiwa anak dan remaja di RSUI dan RSUPN Cipto Mangunkusumo, tentang “Adaptasi Keluarga selama Era Adaptasi Normal.”
Disiplin pola hidup sehat bersama keluarga menjadi kunci melawan Covid-19 |