Cilegon (WartaMerdeka) – Kawal amanat peningkatan kualitas lingkungan hidup, melalui monitoring dan evaluasi pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), khususnya penanganan abu sisa pembakaran batubara (Fly Ash dan Bottom Ash/FABA), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi/Kemenko Marves diwakili Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti bersama Tim meninjau operasional pengelolaan limbah B3, di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten (6/8). “Teknologi yang digunakan oleh PLTU Suralaya dinilai sudah baik, sudah dilakukan penanganannya secara khusus dan telah memisahkan fly ash dan bottom ash” ujar Nani, dalam keterangan pers (8/8). Adapun, beberapa perwakilan kementerian/lembaga turut hadir dalam kunjungan ini yakni, Sekretariat Kabinet, Direktur Verifikasi Limbah B3 dan Limbah Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan/KLHK dan Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kemen ESDM,Perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Perwakilan PT. PLN dan Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, Bali. Sementara Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi Sekretariat Kabinet Agustina Murbaningsih lebih menekankan pada proses produksi listrik secara menyeluruh dari bahan bakar batu bara serta terbentuknya FABA secara langsung. “Hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan pengkajian ulang penetapan FABA sebagai limbah B3 atau Non B3," ujarnya.
Penggunaan PLTU Suralaya sangat diharapkan membantu pasokan listrik di Jawa-Bali-Madura |