Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjadi tuan rumah pertemuan Komite ASEAN Heritage Park (AHP) ke-7, dilakuk
![]() |
Ada tujuh kawasan yang kaya keanekaragaman hayati di ASEAN berada di Indonesia |
Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjadi tuan rumah pertemuan Komite ASEAN Heritage Park (AHP) ke-7, dilakukan secara virtual (20/10). AHP merupakan kawasan yang disepakati sepuluh negara anggota ASEAN karena keunikan ekosistem serta spesies yang mewakili kekayaan keanekaragaman hayati di dalam wilayahnya.
Saat ini, jumlah AHP ada 49 dan 7 berada di Indonesia, yaitu Taman Nasional (TN) Gunung Leuser (1984), TN Kerinci Seblat (1984), TN Lorentz (1984), TN Way Kambas (2015), TN Kepulauan Seribu (2017), TN Wakatobi (2017), dan TN Bantimurung Bulusaraung (2018).
Untuk memantau dan menilai kemajuan dalam mengelola AHP, dibentuk ASEAN Heritage Park Committee, diisi wakil dari negara anggota ASEAN (AMS) yang berkompeten. Mandat dan peran Komite, juga termasuk memantau target-target kegiatan dan pelaksanaan, dalam hubungannya dengan mitra terkait di wilayah ASEAN.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra Exploitasia, dalam pertemuan tersebut menyampaikan pentingnya pengakuan terhadap pengelolaan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan sebagai solusi pengendalian pandemi di masa depan maupun untuk pemulihan kawasan pasca Covid-19. Beberapa langkah dilakukan antara lain, dengan pengelolaan kesehatan manusia yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan dan hidupan liar.
“Integrasi tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan One Health, mengintegrasikan kesehatan lingkungan, kesehatan satwaliar dengan kesehatan manusia. Untuk itu, perlu pemahaman yang komprehensif, mengenai jasa lingkungan dan pengelolaan manfaat keanekaragaman hayati bagi masyarakat dan hubungannya dengan pengetahuan tradisional”, jelas Indra.
Disampaikan juga tentang kerjasama masyarakat, dalam konsep sinergi antara kesehatan manusia, kesehatan lingkungan termasuk satwa liar yang menjadi kunci dari penanggulangan pandemi dan mencegah terjadinya pandemik lain di masa mendatang. AHP merupakan salah satu jalan bagi negara di ASEAN mencapai visi “Living in Harmony with Nature” yang telah dicanangkan secara global di Nagoya pada 2010.
Komite AHP dipimpin Nining Ngudi Purnamaningtyas, Kepala Sub Direktorat Penerapan Konvensi terkait Biodiversity, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Indonesia. Beberapa komitmen penting yang dibahas antara lain, nominasi AHP dari AMS, review AHP Regional Action Plan 2016-2020 dan informasi mengenai konsep action plan periode 2021-2024, termasuk beberapa potensial pendanaan program dalam pelaksanaannya.
Turut hadir dalam pertemuan ini, Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam dan Filipina serta diikuti ASEAN Center for Biodiversity (ACB), perwakilan dari ASEAN Secretariat, dan mitra wicara (EU, JAIF, KfW, GIZ) dan beberapa observer dari Taman Nasional. Indonesia menyatakan kesediaan menjadi tuan rumah konferensi AHP ASEAN pada 2022, dan Pertemuan Komite AHP selanjutnya di Myanmar.
Delegasi Indonesia dipimpin Kepala Balai TN Kepulauan Seribu, Baldiah, dengan anggota, yaitu perwakilan Kementerian Luar Negeri, LIPI, Direktorat lingkup KSDAE, Biro Kerjasama Luar Negeri KLHK, Setbadan BLI KLHK, dan 7 Kepala Taman Nasional yang telah ditetapkan sebagai AHP (dh).