Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) siapkan strategi pemasaran dan pelayanan ba
![]() |
Protokol kesehatan untuk wisata selam sudah disiapkan guna sambut kedatangan wisatawan |
Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) siapkan strategi pemasaran dan pelayanan baru bagi pelaku usaha wisata selam, dengan menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, & Environmental Sustainability).
Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) dalam acara Sosialisasi Panduan CHSE & Market Updates Wisata Selam menyebut, "panduan CHSE wisata selam ini salah satu strategi yang telah disusun bersama-sama menjadi kesatuan penting dalam upaya memberikan rasa aman untuk melakukan wisata selam. Karena kita tahu diving ini sangat banyak berhubungan dengan mulut, jadi droplet itu banyak sekali. Maka dengan panduan ini, bisa menimbulkan rasa aman dan nyaman wisatawan untuk diving," ujar Rizki.
Kemenparekraf/Baparekraf telah menerbitkan protokol kesehatan (prokes) bidang usaha wisata selam sebagai panduan bagi pelaku dan juga wisatawan saat aktivitas selam. Penerapan protokol kesehatan tidak hanya memastikan kesiapan industri untuk bangkit tapi juga meningkatkan kepercayaan wisatawan.
Rizki melanjutkan, wisatawan mancanegara telah siap datang kembali ke Indonesia untuk menikmati wisata selam. Jadi, Indonesia harus mempersiapkan kenyamanan dan keamanannya. "Kami sudah melakukan pertemuan dengan pelaku usaha wisata selam di beberapa negara beberapa waktu lalu, bagaimana market di Eropa, Amerika, Australia, dan China. Dan mereka sebenarnya sudah siap untuk datang kembali ke Indonesia. Kami berharap ke depannya bisa dilaksanakan dengan standar protokol kesehatan," tambah Rizki.
Ketua Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), Ricky Soerapoetra menambahkan, pelaku usaha wisata selam di Indonesia hingga kini masih mengalami penurunan jumlah wisatawan. “Berdasarkan survei per-April 2020 ada 102 usaha yang tidak beroperasi, dan 44 persen pekerja dirumahkan dengan tanggungan. Namun saya rasa angka ini akan bertambah atau mungkin sudah bertambah,” papar Ricky.
Sedangkan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menggarisbawahi, di bandara sendiri pun hingga saat ini masih dilakukan pembatasan dalam skala besar, sebagai upaya memenuhi standar protokol kesehatan dari pemerintah. “Intinya kami masih melakukan pembatasan turis dalam skala besar untuk wisata. Mereka yang boleh datang ke Indonesia yang memiliki kartu tinggal sementara atau kartu tinggal tetap saja, misalnya yang sedang bekerja di Indonesia," terang Awaluddin.
Meski demikian, Angkasa Pura memberikan jaminan terhadap masyarakat Indonesia terkait penggunaan Bandara International Soekarno Hatta. Sebab, Bandara Soekarno Hatta telah dinyatakan sebagai bandara yang aman dan nyaman dari hasil survei 217 bandara di seluruh dunia (vh/ma).