Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar forum “T
Indonesia berperan aktif tawarkan solusi nyata di forum ekraf internasional |
Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar forum “The Friends of Creative Economy 2020” (FCE), jelang tahun internasional ekonomi kreatif untuk pembangunan berkelanjutan 2021.
Forum FCE 2020 inisiasi bersama Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), sebagai ajang diskusi terkait resiliensi, revival dan recovery untuk kemajuan ekraf, berlangsung pada 11 - 12 November 2020 di Jakarta.
Acara diikuti 112 delegasi dari 55 negara dan 8 organisasi internasional, baik secara luring maupun daring. Peserta terdiri dari pelaku ekraf, pemerintah, organisasi internasional termasuk PBB dan ASEAN, serta akademisi.
Wakil Menteri Kemenparekraf/Baparekraf, Angela Tanoesoedibjo mengatakan (11/11), Indonesia harus mampu mendorong implementasi di internasional ekonomi kreatif dunia 2021 secara efektif, bagi pemulihan sektor ekraf maupun ekonomi dunia.
Untuk itu, Indonesia mengusulkan tema “Inclusively Creative: A Global Recovery” dalam pelaksanaan tahun internasional ekonomi kreatif dunia 2021.
“Inklusivitas berasal dari keyakinan kami bahwa dengan memberikan kesempatan yang sama tanpa memandang latar belakang, ekonomi kreatif akan menjembatani kekompakan antar masyarakat. Terlebih lagi pandemi ini telah memicu disrupsi digital, dan kini saatnya mengatasi tantangan dan menangkap peluang digitalisasi serta pengaruhnya terhadap sektor ekonomi kreatif,” ujar Angela.
Indonesia juga berencana gelar pertemuan dunia di sektor ekraf, yaitu pertemuan kedua World Conference on Creative Economy (WCCE), di Bali, pada pertengahan 2021.
Selain itu, forum FCE 2020 juga mengidentifikasi sejumlah program dan inisiatif internasional dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Sementara Wakil Menteri Kemenlu, Mahendra Siregar, menekankan pentingnya mengubah tantangan menjadi peluang dengan menghubungkan sektor kreatif, meningkatkan akses industri kreatif kepada inklusi keuangan, dan perlunya memperkuat kolaborasi internasional.
“Pelaksanaan tahun internasional ekonomi kreatif harus bersifat inklusif dan berorientasi pada tindakan,” ungkap Mahendra (vh/dh).