Jakarta (WartaMerdeka) – Dalam acara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknokogi/BPPT bertema Artificial Intelligence Summit 2020 (AIS 2020) pada 10-13 N
![]() |
Penggunaan teknologi bisa antisipasi sejak dini bila ada ancaman sektor pangan |
Jakarta (WartaMerdeka) – Dalam acara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknokogi/BPPT bertema Artificial Intelligence Summit 2020 (AIS 2020) pada 10-13 November, banyak diungkap potensi teknologi kecerdasan artifisial di Indonesia.
Kementerian Pertanian (Kementan) turut andil dalam mengembangkan Artificial Intelligence/AI karena ketahanan pangan menjadi prioritas target pemenuhan AI sampai dengan 2045.
Hadir dalam diskusi tersebut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyebut, beberapa hal berbasis teknologi telah diterapkan Kementan antara lain pemanfaatan satelit citralandsat-8 dan sentinel-2 dari LAPAN untuk memonitor perkembangan pertanaman padi dengan tingkat resolusi tinggi.
“Kami ada ruang kendali pusat data pertanian sampai tingkat kecamatan, disebutnya Agriculture War Room atau AWR,” ujar Suwandi.
Data dan informasi dari sensor, data sekunder, primer maupun laporan langsung dari petani terkirim pada AWR sebagai komando strategis nasional (kostranas) di bawah kendali Menteri Pertanian yang terkoneksi secara online dengan kostratani di BPP kecamatan, kostrada dibawah Bupati/walikota di Distan Kabupaten maupun Kostrawil dibawah Gubernur berada di Distan Provinsi, langsung direspon dan ditindaklanjuti di lapangan.
Menurut Suwandi, kini saatnya memanfaatkan citra satelit, radar, drone, CCTV untuk memonitor kondisi pertanian. Data-data yang dirilis BMKG dipantau rutin untuk antisipasi dini terhadap perubahan iklim bisa berupa banjir, kekeringan dan lainnya.
Data dan informasi yang diperoleh diolah dengan AI dan diproses menjadi aksi tindaklanjut. “Misalnya dari data tersebut ditemukan pertanaman sedang terserang tikus atau terkena banjir, maka dapat dengan cepat direspon dan ditindaklanjuti dengan gerakkan brigade yang ada di lapangan. Saat ini sudah terbentuk brigade La Nina, Brigade Tanam, Brigade hama penyakit, maupun Brigade panen,” papar Suwandi (ma).