Papua (WartaMerdeka) – “Saya Jembatan Murib sebagai Kepala Suku Dani Kabupaten Puncak Ilaga, meminta kepada masyarakat untuk untuk berpegang teguh kep
Di Ilaga dan sekitarnya, para kepala suku memilih bersatu dengan NKRI |
Papua (WartaMerdeka) – “Saya Jembatan Murib sebagai Kepala Suku Dani Kabupaten Puncak Ilaga, meminta kepada masyarakat untuk untuk berpegang teguh kepada kedaulatan NKRI,” ujarnya dalam acara pertemuan dengan para tokoh adat Papua dan masyarakat lainnya (24/11).
Jembatan Murib menyatakan, pemerintah adalah wakil Tuhan di bumi ini. Sebagai masyarakat harus patuh terhadap pemerintah. “Selain itu, pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus kepada kami masyarakat Papua mulai dari pembangunan hingga banyak anak-anak Papua yang telah menjadi pejabat-pejabat pemerintah baik itu di Papua sendiri maupun juga di luar Papua,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Jembatan Murib juga mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan yakni TNI-Polri, yang telah memberikan rasa aman kepada masyarakat di Kabupaten Puncak. Sehingga aktivitas masyarakat sehari-hari bisa berjalan dengan aman dan damai.
Namun, tak dapat dipungkiri, Jembatan Murib serta beberapa kepala suku lainnya, sangat menyayangkan adanya pembunuhan beberapa anggota masyarakatnya baru-baru ini. “Aksi pembunuhan tersebut tidak terlepas dari kehadiran kelompok bersenjata yang baru saja datang dari Tembagapura,” ujarnya.
Para kepala suku yang demi keselamatannya menolak namanya disebutkan, menyatakan hal hampir serupa. “Sekarang Marga Alom-Magai Suku Damal sudah menolak kehadiran OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Kabupaten Puncak. Kami trauma setelah perang suku 2010-2011 yang mengakibatkan adanya anggota Suku Damal yang ditembak oleh OPM, sehingga kami Suku Damal menolak kehadiran OPM di Ilaga,” jelasnya.
Bahkan seorang anggota masyarakat yang tidak mau identitasnya disebut menyatakan, hidup mereka penuh dengan ancaman OPM. “Setiap hari kami dipaksa mendukung kegiatan mereka. Mereka tidak segan untuk membunuh kami jika keinginannya ditolak,” kisahnya.
Pernyataan masyarakat tersebut berdasarkan kenyataan, karena beberapa hari terakhir terdapat lima orang meninggal dunia oleh Orang Tak Dikenal (OTK). Meski beragam pendapat telah bergulir, namun tidak dapat dipungkiri, kejadian ini tak terlepas dari persiapan adanya peringatan 1 Desember sebagai hari ulang tahun OPM.
Padahal dalam tubuh OPM sendiri ada perpecahan, disebabkan persaingan dan perebutan wilayah kekuasaan dan kepemimpinan antara kelompok OPM yang berada di Ilaga dengan OPM yang baru datang dari luar wilayah. Ini bukan rahasia lagi untuk masyarakat sekitar Ilaga, dimana kedua pihak telah bertikai cukup lama karena perbedaan pemahaman. Ironisnya, kedua belah pihak tak peduli dengan pertikaiannya harus berujung pada timbulnya korban di masyarakat sipil (bp).