Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kaji penerapan ber
Berbagai tantangan sektor parekraf di masa pandemi perlu diantisipasi dengan cerdas |
Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kaji penerapan berbagai strategi pemulihan “Bounce Back Quickly” sektor parekraf kreatif di masa pandemi.
Agustini Rahayu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf dalam keterangannya saat webinar tentang strategi pemulihan sektor parekraf di Tanah Air (4/11). Dikatakan Agustini, proses bounce back menjadi sangat penting, selain sebagai tanda awal dimulainya aktivitas wisata, juga berdampak pada psikologis yang positif bagi para pemangku kepentingan di sektor parekraf, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat.
Pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf, sambung Agustini, telah melakukan berbagai langkah mitigasi seperti analisis dampak, pelayanan wisatawan, dan SDM terutama dalam pelayanan informasi. “Karena pelayanan informasi menjadi salah satu hal yang paling penting untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan aktual, supaya publik memahami kondisi saat ini,” ujarnya.
Pada bidang pelayanan wisatawan dan SDM, Kemenparekraf/Baparekraf mengeluarkan berbagai kebijakan dan program bertujuan membantu para pelaku usaha di sektor parekraf dalam upskilling dan reskilling kompetensi serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya, seperti pelatihan secara daring. Hal ini dilakukan agar pelaku usaha tetap produktif dan berkarya di tengah pandemi.
Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga telah membuat program pemulihan destinasi wisata seperti penguatan sapta pesona di destinasi wisata, revitalisasi amenitas di destinasi wisata, sosialisasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di setiap destinasi wisata di Indonesia, dan sertifikasi CHSE.
Lalu, ada program seperti Hibah Pariwisata dan BIP (Bantuan Insentif Pemerintah). Selain itu, untuk membangun trust of destination bagi wisatawan nusantara dan mancanegara melalui aspek penerapan protokol kesehatan CHSE, Kemenparekraf/Baparekraf membuat kampanye kampanye "Indonesia Care" atau disingkat “I Do Care”.
Pembicara lainnya di webinar, Vaccine Advocate & Internist dr. Dirga Sakti Rambe, Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia Maulana Yusran, dan Asia’s Next Top Model Cycle 5 & Travel Influencer Valerie Krasnadewi.
Maulana Yusran memaparkan, strategi yang dapat dilakukan oleh industri hotel dan restoran untuk dapat bertahan di masa pandemi adalah melakukan negosiasi ke pihak perbankan dalam bentuk restrukturisasi bagi yang memiliki kewajiban, mengurangi biaya utilitas, menutup sebagian atau seluruh fasilitas yang tidak berfungsi karena demand nya belum ada sementara waktu, serta dapat memanfaatkan media promosi melalui digital dan media sosial.
“Terkait meningkatkan demand pemerintah bisa menjadi trigger dengan melakukan bussines tourism seperti, melakukan perjalanan dinas, akomodasi, penyewaan ruang pertemuan, serta memperbanyak kegiatan di hotel dan restoran. Selain untuk meningkatkan permintaan, hal ini juga dimaksudkan untuk menggerakkan ekonomi serta meningkatkan kepercayaan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata,” terang Maulana.
Sementara dr. Dirga Sakti Rambe, memberikan rekomendasi bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan wisata untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan (vh/dh).
Foto: abri