Papua (WartaMerdeka) – Yulius Wotepo, warga asli Papua, menjadi korban kebrutalan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Situasi di Papua mula
Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata selalu tebar teror jelang peringatan 1 Desember |
Papua (WartaMerdeka) – Yulius Wotepo, warga asli Papua, menjadi korban kebrutalan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Situasi di Papua mulai memanas di akhir tahun, karena ada aksi teror dari KKSB. Mereka yang berafiliasi dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka), sengaja melakukan aksi kekerasan jelang ultahnya pada 1 Desember. KKSB turun gunung dan memprovokasi warga Papua, serta melakukan berbagai cara agar permintaannya dipenuhi oleh pemerintah daerah.
Yulius Wotepo, meski sudah dibawa ke Rumah Sakit, namun nyawanya tak tertolong. KKSB sangat kejam dan menembak sesama saudaranya sendiri. Kronologinya, Yulius berangkat dari kamp milik perusahaan, ke lokasi kerja. Ia membangun jalan di depan rumah bupati. Lantas karena mendengar ada tembakan, Yulius langsung kembali ke kamp. Saat itulah ia terkena tembakan, dievakuasi ke Mimika namun sayang tak terselamatkan. Hal ini dinyatakan Kabid Humas Polda Papua Ahmad Mustofa Kamal.
Dalam penembakan ini, sebenarnya yang disasar adalah Pos TNI Satgas Penyangga Yonif PR 330/TD Pasar Baru Kenyam, Kabupaten Nduga. Banyak pihak menyayangkan peristiwa ini karena KKSB benar-benar kejam dan berani menembak orang yang tak memegang senjata.
Jika saja KKSB berhasil ditangkap, maka mereka akan beralasan bahwa Yulius adalah aparat berpakaian preman. Namun mereka yag biasa bergerilya tentu tak tahu beda antara aparat berseragam dengan yang sedang menyamar. Sehingga dengan membabi-buta langsung melontarkan peluru.
Peristiwa penembakan ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya ada tukang ojek yang jadi korban kekejaman KKSB. Mereka juga berani menembaki para pekerja bangunan di Intan Jaya. Sehingga mencatat rekor sebagai kelompok bersenjata yang bertindak ala preman, dan dibenci oleh warga asli Papua.
Saat OPM berulang tahun pada 1 Deesember, maka KKSB mengeluarkan jurus untuk merayu warga Papua, agar lebih baik membuat negara federal Papua Barat daripada bergabung dengan Indonesia. Padahal, masyarakat Papua sendiri kini sudah sangat cerdas, dan tak mudah kena bujuk rayu, walau dengan iming-iming materi.
Masyarakat sipil Papua membenci KKSB karena mereka senantiasa menebar teror, menyalahgunakan dana desa. Di Intan Jaya terpergok ada oknum pejabat desa yang menggunakan uang bantuan untuk membelikan KKSB senjata baru. Kesalahan ini tak bisa ditolerir, karena mereka terbukti pro KKSB, walau mengaku melakukannya di bawah ancaman.
Masyarakat Papua tak mau ketika diajak mengibarkan bendera bintang kejora. Alasannya, karena mereka punya rasa nasionalisme tinggi dan memilih kibarkan bendera merah putih karena jiwanya sudah menyatu dengan NKRI (bp).