Tokyo (WartaMerdeka) – Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan bertemu dengan Penasehat Perdana Menteri Jepan
![]() |
Sovereign Wealth Fund Indonesia atau Nusantara Investment Authority mulai beroperasi awal 2021 |
Tokyo (WartaMerdeka) – Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan bertemu dengan Penasehat Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto, di Kantor Perdana Menteri Jepang (3/12) guna meraih dukungan atas pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau dikenal sebagai Nusantara Investment Authority (NIA). Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI Heri Akhmadi.
Izumi didampingi Gubernur Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi dan Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, menyatakan Pemerintah Jepang melalui JBIC berjanji untuk ikut partisipasi dalam SWF Indonesia.
“Tujuan saya dan Menteri Erick ke Tokyo adalah untuk mengundang Jepang tingkatkan investasi melalui lembaga SWF yang akan dibentuk berdasarkan amanat UU Omnibus. Nusantara Investment Authority (NIA) akan memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk ekuitas atau aset dengan pengelolaan yang transparan dan profesional”, jelas Luhut.
“SWF ini kami harapkan dapat menjadi partner bagi investor asing untuk berinvestasi di sektor-sektor yang atraktif dan prioritas di Indonesia, antara lain jalan tol, airport dan pelabuhan. Kita ingin aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan nilainya”, tambah Erick.
“Jepang secara umum mendukung pembentukan SWF Indonesia. Beberapa kalangan bisnis Jepang pun telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan health tourism di Bali, manajemen operator pelabuhan serta tingkatkan investasi di Kawasan Industri Batang”, ujar Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi.
Sebelum pertemuan dengan Penasehat PM Jepang, Rombongan Luhut telah bertemu dengan Sekjen Partai Liberal Democratic Party (LDP) untuk Majelis Tinggi, Seko Hiroshige, yang juga Mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, membahas dukungan parlemen Jepang atas investasi pemerintah dan swasta Jepang di SWF Indonesia dan mendapat sambutan positif.
Selain itu, pada kesempatan terpisah Menko Luhut dan Menteri Erick juga telah melakukan serangkaian pertemuan sejumlah pimpinan kalangan bisnis Jepang, antara lain Mitsui&Co, Mitsubishi Corp, Sojitz, Nippon Steel dan Hanwa.
NIA yang akan mulai beroperasi awal 2021 ditargetkan menjadi salah satu kerangka pemulihan ekonomi Indonesia, dimana komponen pertumbuhan ekonomi tak hanya dari permintaan domestik, melainkan juga dengan mendorong masuknya investasi. Pemerintah Indonesia telah siap menyuntikan modal awal Rp. 75 Triliun untuk pembentukan NIA ini.
Luhut dan Erick berada di Tokyo hingga 5 Desember. Kedua Menteri juga dijadwalkan bertemu Menteri Ekonomi Jepang, Gubernur JBIC, dan perwakilan sejumlah pension funds/finance groups (lw).