Jakarta (WartaMerdeka) – Menuju COP-26 UNFCCC yang akan diadakan akhir 2021 di Glasgow, Skotlandia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Salah satu upaya serius Indonesia dalam mitigasi LHK adalah kendalikan karhutla |
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global, telah menunjukkan upaya nyata memenuhi target Nationally Determined Contribution (NDC) menurunkan emisi 29% dengan upaya sendiri, dan genjot target penurunannya hingga 41% pada 2030 dengan dukungan internasional.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong mengatakan, “Indonesia telah berhasil berkontribusi terhadap pencapaian NDC 24,4% pada 2017 dari target 29% pada 2030. Dalam diskusi kali ini saya berharap para narasumber dan peserta Pojok Iklim dapat saling bertukar ide dan pandangan, khususnya beberapa fokus substansi yaitu pengembangan dan replikasi forum multipihak dalam konteks membangun kebijakan pengendalian perubahan iklim di Indonesia, penguatan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam masa pemulihan pandemi Covid-19.”
Wamen menambahkan, beberapa substansi yang menjadi fokus adalah tentang penegasan komitmen dan optimasi sektor energi Indonesia dalam kerangka pengendalian perubahan iklim, penyediaan dukungan sains dan inovasi dalam upaya pengendalian perubahan iklim, pengembangan dan penyediaan akses pendanaan perubahan iklim serta pengarusutamaan peran non-state actors dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
“Diskusi Pojok Iklim kali ini hendaknya juga menggarisbawahi seruan status Darurat Iklim yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam peringatan lima tahun Persetujuan Paris 2015 Climate Ambition Summit yang diadakan secara virtual pada Sabtu, 12 Desember 2020. Seruan tersebut mendorong seluruh negara untuk mempercepat upaya pengurangan emisi gas rumah kaca,” papar Alue.
Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Sarwono Kusumaatmadja, menambahkan, tema sentral COP 26 di Gasglow adalah layak diperkirakan akan konsentrasi ke aksi adaptasi dan mitigasi untuk kurangi emisi GRK dalam konteks kelangsungan hidup manusia dan keutuhan ekosistem alam.
“Indonesia sudah memiliki program-program aksi nyata dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang memberikan hasil yang konkrit yaitu berupa pengurangan drastis insiden karhutla, penurunan deforestasi yang diakui dunia internasional, serta revitalisasi DAS Citarum,” sambung Sarwono.
Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia melalui KLHK telah menyelenggarakan forum diskusi mingguan multi-pihak Pojok Iklim sejak 2016 dengan konsentrasi pada proses adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia, guna mengaktualisasikan isu perubahan iklim di berbagai sektor serta mensinergikan inovasi dan praktek cerdas dari berbagai daerah (dh).