Jakarta (WartaMerdeka) – “Kemarin pada saat acara FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama), Bapak Gubernur menyampaikan bahwa kerukunan beragama terbaik
Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa rangkul tokoh agama dan masyarakat perkuat persatuan di Papua Barat |
Pangdam menyampaikan hal tersebut dihadapan 14 orang Pendeta dan Pastor dari berbagai daerah di wilayah Provinsi Papua Barat (seperti Manokwari, Sorong, Sorong Selatan/Sorsel, Raja Ampat, dan lainnya), dalam acara Komsos (Komunikasi Sosial) Kodam XVIII/Kasuari bersama para Tokoh Agama Kristen Protestan dan Katolik di Lobi Utama Makodam XVIII/Kasuari, Trikora Arfai 1, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat (8/1).
“Saya titip kepada Bapak Ibu sekalian, mari kita ajak anak-anak kita, umat kita untuk terus membangun. Sebagai kuncinya adalah mari kita perkuat instrumen pencegahan konflik ini. Semua itu adalah seni Bapak Ibu masing-masing. Dari bawah, Bapak Ibu sekalian di daerah, bisa berkoordinasi dengan Dandim atau Danrem yang ada di wilayah, lalu sampaikan tentang doktrin-doktrin Pancasila yang kita miliki sebagai alat perekat bangsa ini,” ajak Pangdam.
Kegiatan ini digelar sebelum para Tokoh Agama Kristen Protestan dan Katolik Papua Barat ini bersama Gubernur Papua Barat, Pangdam XVIII/Kasuari, Wakapolda Papua Barat, Kabinda Papua Barat, Irdam, Kapoksahli Pangdam, dan Danrem 181/PVT mengikuti acara Komsos dan video conference (vicon) Panglima TNI dan Kapolri bersama para Tokoh Agama se Provinsi Papua dan Papua Barat yang berlangsung di Jayapura, Papua.
Lebih lanjut dikatakan Pangdam, saat ini kehidupan beragama di Provinsi Papua Barat dalam keadaan kondusif dan semua itu tidak terlepas dari peran tokoh agama, diantaranya para Pendeta dan Pastor, sehingga kerukunan beragama di tanah Papua Barat tetap terjaga.
Menurut Pangdam, tokoh agama sebagai pemimpin umat beragama memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dan mulia untuk membawa umatnya agar melakukan kewajiban (ibadah), meningkatkan keimanan dan pengetahuannya sehingga mereka memiliki karakter dan perilaku yang baik. Dan sebagai seorang pemimpin, mampu memberikan kesejahteraan, yang bukan berarti uang tetapi adalah bagaimana saat umat keluar dari tempat ibadah Gereja, Pura atau Masjid menghasilkan suasana kebatinan yang baik, tenang, tenteram karena santiaji yang disampaikan membuat umat menjadi damai.
Negara ini merupakan negara yang heterogen, namun masih bijak dalam keutuhan berbangsa dan bernegara karena ada Pancasila, dimana kita berketuhanan, berkemanusiaan, dan menghormati satu dengan yang lain, juga punya rasa persatuan. Ada kekurangan ada musibah, bencana, kita saling membantu. "Saya sering sampaikan kepada seluruh Prajurit Kodam XVIII/Kasuari agar keberadaan Kodam ini harus bisa menjadi solusi bagi warga masyarakat,” terang Mayjen I Nyoman Cantiasa.
Diingatkan oleh Pangdam, "karena Indonesia ini sensitif dengan yang namanya konflik, karena negara kita ini adalah negara yang beragam banyak perbedaan suku, agama, ras, golongan, jadi mudah sekali untuk diadu domba, juga karena adanya politik identitas yang terlalu berlebihan."
Jadi, “saya mengingatkan kepada para Pendeta dan para Pastor, tolong mari kita luruskan anak-anak kita. Umat kita jangan sampai termakan oleh media sosial yang menyebarkan berita-berita hoaks, yang bisa mengakibatkan terjadinya konflik diantara warga masyarakat," tambah Pangdam (ma).