Labuan Bajo/NTT (WartaMerdeka) – "Tadi Bapak Uskup Ruteng menitipkan pengembangan wisata budaya dan religi, karena di sini ternyata ada beberapa situ
Menparekraf Sandiaga Uno berdialog dengan pelaku usaha ekonomi kreatif di Labuan Bajo |
Sandiaga mengungkapkan, kawasan Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo,memang diproyeksikan sebagai destinasi pariwisata berbasis alam dan budaya. Ke depan, tambah Sandiaga, akan menjadi salah satu poin pengembangan pariwisata di NTT, khususnya di Labuan Bajo, seiring dengan pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya setempat.
"Jadi wisata olahraga, wisata berbasis alam terbuka dan budaya hingga wisata edukasi, menjadi salah satu yang kita siapkan agar Labuan Bajo menjadi destinasi kelas dunia. Dan karena tahun depan akan ada KTT G-20 dan tahun berikutnya ada Asean Summit kita harus isi dengan calendar of events sehingga Labuan Bajo akan jauh lebih siap,"jelas Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga mengajak mengajak masyarakat Labuan Bajo untuk ikut serta mengembangkan dan mempersiapkan berbagai potensi wisata di kota yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, sambil mengimbau semua pihak untuk mematuhi protokol kesehatan K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menyerahkan sertifikat CHSE kepada empat hotel di Labuan Bajo, yaitu Inaya Bay Komodo Hotel, Ayana Komodo Resort, The Jayakarta Suites Komodo, dan Plataran Komodo Resort and Spa. Sertifikasi CHSE akan diperluas cakupannya di Labuan Bajo, terutama bagi pelaku restoran.
"Kita ingin lebih banyak restoran (yang mendapat sertifikasi CHSE). Tadi ada restoran yang kita datangi sudah sangat ingin mengikuti program tapi belum tersentuh, maka tahun ini kita akan jadwalkan untuk program sertifikasi CHSE. Karena ini destinasi unggulan, kita ingin paling tidak 70 persen dari pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di sini bisa tersentuh program CHSE," tutur Sandiaga (vh/dh).