Dihadapan berbagai pihak yang diperbantukan untuk menjadi Vaksinator dan Tracer, Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa memberikan araha
Pelatihan vaksinator dan tracer menjadi bagian penting untuk membantu memutus sebaran pandemi |
Semua itu butuh sinergitas, yang merupakan nilai energi terbesar. Kalau tidak bersinergi maka tidak akan selesai permasalahan Covid-19 ini. Karena semuanya butuh upaya keras bahu-membahu dan saling mengisi. Perintah dari Presiden Republik Indonesia sudah jelas, yakni menghentikan pandemi Covid-19 agar krisis kesehatan ini tidak menjadi krisis ekonomi, ujar Pangdam pada acara Peningkatan Kemampuan Vaksinator dan Tracer Covid-19 TNI-Polri, di Arfak Convention Hall, Polda Papua Barat, Manokwari (25/2).
Intinya, dengan sinergitas semua pihak, bergotongroyong, urusan bangsa ini menjadi lebih ringan diatasi. “Karena permasalahan bangsa ini tidak bisa dikerjakan hanya oleh satu institusi saja. Tidak bisa hanya oleh TNI atau Polri, Pemda, kalangan pengusaha yang mempunyai uang, akademisi atau mungkin komunitas, baik itu tokoh masyarakat dan sebagainya,” tambah Pangdam.
Informasi secara global dari berbagai berita di media menyebutkan, jumlah orang positif terpapar Covid-19 hampir 108 juta orang dan diantaranya meninggal hampir 2,3 juta orang di seluruh dunia. Ini sudah melebihi perang dunia. Kemudian secara nasional (di Indonesia) warga yang positif terpapar hampir 1,2 juta orang dan meninggal hampir 32.000 orang. Papua Barat juga terkena dampaknya. Laporan dari Satgas Covid mengatakan warga Papua Barat yang terpapar sebanyak 7.287 orang. Sejumlah 466 masih dalan perawatan, sembuh 6.667, dan meninggal 124.
“Jadi ini menjadi atensi kita semuanya. Mari kita saling bahu-membahu untuk menyelesaikan permasalahan bangsa ini. Mari kita gencarkan apa yang sudah kita lakukan. Kita juga hadirkan para narasumber. Karena jujur, salah satu permasalahan kita menangani Covid-19 ini adalah masalah pendisiplinan protokol kesehatan, sosialisasi, dan edukasi. Banyak masyarakat kita yang belum mengerti dan banyak juga yang termakan oleh berita-berita bohong. Hal itu mengakibatkan terbentuknya opini (yang salah tentang vaksinasi) di masyarakat dan ini harus segera kita hentikan,” jelas Pangdam.
Pelatihan ini digelar sebagai upaya persiapan membentuk tenaga kesehatan yang handal guna memutus rantai penularan Covid-19. Sebelumnya, pemerintah telah sosialisasi terkait pencegahan, promotif, dan penatalaksanaan Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan dengan cara 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) minimal 1 sampai 2 meter, yang telah dilakukan secara masif.
“Kemarin saya menjadi orang pertama yang divaksin di Papua Barat ini. Puji Tuhan, hingga mendapatkan vaksin yang kedua, saya masih sehat. Jadi kita harus memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa divaksin itu tidak ada masalah, membuat imun kita meningkat, menjadikan diri sehat, dan orang lain juga sehat," terang Pangdam.
Oleh karenanya, Pangdam mengharapkan kepada peserta Sosialisasi Vaksinator dan Tracer Covid-19 mampu menyerap semua ilmunya dan memberi pemahaman kepada masyarakat untuk mendukung proses vaksinasi nasional. Jadi, herd-immunity bisa tercapai dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Provinsi Papua Barat. “Untuk itu, saya pesankan kepada para Prajurit di satuan jajaran Kodam XVIII/Kasuari, kalian harus mengerti betul tentang ini semua karena tumpuan harapan ada di pundak kalian,” tegas Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa (bp).