TNI siap dikerahkan sebagai tenaga vaksinator guna mendukung program vaksinasi tahap kedua secara besar-besaran. Mereka sudah melakukan pelatihan dan
Panglima TNI dan Menkes saat cek kesiapan vaksinator dari TNI |
Ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dihadapan awak media usai memimpin Apel Gelar Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer Covid-19, di Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur (9/2).
“Apel gelar kekuatan bagi tenaga vaksinator maupun tracer TNI yang kita lanjutkan dengan pelatihan atau Training Of Trainer (TOT) diikuti seluruh anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bintara Pembina Potensi Maritim (Babinpotmar) dan Bintara Pembina Potensi Dirgantara (Babinpotdirga),” ujar Panglima TNI.
Selanjutnya, Panglima TNI mengatakan tenaga vaksinator tersebut akan ditugaskan membantu Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah serta ditempatkan di 23.000 desa yang ada di Jawa dan Bali. “Itupun masih bisa berubah sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lapangan,” tambahnya.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, pada pelaksanaanya nanti, diharapkan di setiap desa akan dibangun pos terpadu diawaki dari Babinsa, Babinkamtibmas, Satlinmas dan Satpol PP. “Mereka akan diberikan SOP sesuai apa yang dilaksanakan di daerah masing-masing dan perkembangan yang ada di wilayah setempat. Tentunya akan berbeda petugas yang ada di zona hijau, zona kuning, zona orange dan zona merah,” jelasnya.
Pada kesempatan sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, pandemi Covid-19 adalah perang menghadapi virus SARSCov-2. Itu sebabnya Kemenkes RI bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengatasi perang ini. “Perang ini harus dimulai dengan tujuan yang jelas yaitu mengurangi laju penyebaran virus,” serunya.
Menurut Menkes, virus ini secara alami dalam waktu 10-14 hari sejak dia masuk ke tubuh manusia akan mati. Yang paling penting adalah jangan sampai dia menular ke orang lain. “Jadi tujuan target operasi dari perang ini adalah mengurangi laju penularan virus. Kita harus memiliki kemampuan intelijen yang kuat untuk melakukan identifikasi dimana dan siapa musuhnya dengan melakukan program testing dan tracing,”
Budi menyampaikan, Kemenkes RI bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk memastikan strategi ini dilakukan sampai ke level paling kecil, paling rendah, di grass root, di seluruh Desa-Desa dan Kabupaten Kota serta di seluruh RT dan RW.
“Untuk itu, dibutuhkan jaringan sampai level terbawah. Itu sebabnya kami bekerja sama dengan TNI dan Polri. Oleh karenanya TNI dan Polri yang mempunyai jaringan intelijen dan jaringan pemukul sampai ke level-level terkecil di bawah dan bekerja sama dengan masyarakat,” ungkapnya (bp)..