“Kami melakukan kunjungan ini dalam rangka monitoring progres pembangunan dan mendiskusikan solusi dari persoalan yang ada guna memastikan bendungan
![]() |
Tim Kemenko Marves saat meninjau progress pembangunan Bendungan Sukamahi |
Rahman cek proses pembangunan Bendungan Sukamahi, di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56/2018 dan terakhir diubah dengan Perpres Nomor 109/2020.
Seperti halnya Bendungan Ciawi, maka Bendungan Sukamahi sama-sama berlokasi di hulu Sungai Ciliwung, merupakan bendungan kering atau dikenal sebagai dry dam dan menjadi yang pertama dibangun di Indonesia. Berbeda dengan bendungan umumnya untuk keperluan irigasi atau air baku, maka Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi (Cipayung) menjadi bagian rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta.
Di periode curah hujan tinggi, bendungan ini akan mampu menahan kelebihan air dan mengalirkannya secara terkontrol. Merujuk data rekapitulasi debit banjir periode ulang 50 tahunan, debit banjir di Pintu Air Manggarai dengan dibangunnya kedua bendungan ini adalah 577,05 m3/det. Bila dikurangi debit yang dialirkan ke Sudetan Kanal Banjir Timur 60,00 m3/det, maka debit di Pintu Air Manggarai sebesar 517,05 m3/det. Nantinya, kedua bendungan akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,9 persen.
Proyek yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan dibangun PT Wijaya Karya (Persero)-PT Basuki Rahmanta Putra KSO, sebenarnya sudah direncanakan dibangun sejak 1990-an, tetapi baru digarap mulai 22 Desember 2016 dan target selesai pada akhir Oktober 2021. Per 22 Februari 2021, progress untuk lahan Bendungan Sukamahi sudah 94 persen dan pembangunan fisik 70,02 persen. Bendungan ini direncanakan mampu menampung air sebanyak 1,68 juta m3 dengan luas area genangan 5,23 hektar.
Pekerjaan bendungan ini juga melibatkan masyarakat dalam bentuk padat karya yang menjadi bagian upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN), yang mencakup buka tutup terpal, kebersihan, dan pekerjaan pendukung lainnya, melibatkan lebih dari 50 orang per hari, dengan total anggaran sebanyak 2 miliar per tahun (lw).