Lembaga Masyarakat Adat (LMA) beserta Dewan Adat Papua (DAP) dan Badan Musyawarah Adat (BMA) Kabupaten Nabire, menyatakan aksi brutal dan kejam Kelomp
![]() |
Beberapa organisasi dan lembaga adat bersatu menyatakan sikap melawan KKB |
“Kami LMA dan seluruh unsur adat Nabire meminta Pemerintah Pusat, DPR, BNPT dan pihak terkait lainnya untuk menaikkan status kelompok Kriminal ini menjadi organisasi teroris sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Ketua DAP Nabire, Herman Sayori, dalam pernyataan sikapnya melawan kebrutalan KKB (26/4).
Ketua LMA wilayah II Nabire Socrates Sayori didampingi Ketua DAP Nabire Herman Sayori dan Melkisedek Rumawi selaku Ketua BMA Nabire ini, membacakan pernyataan sikapnya mengutuk KKB. Menurut pihak Adat, aksi-aksi kekejaman KKB sudah bisa dikategorikan aksi teroris yang harus mendapat penindakan selayaknya teroris, bukan lagi kriminal.
Aksi kebrutalan KKB terbaru mengakibatkan Kabinda Papua Mayjen TNI Anumerta I Gede Putu Danny Nugraha Karya gugur akibat ditembak KKB (25/4). Herman Sayori menyebut, “Kami mengutuk aksi kekerasan dan pembunuhan serta pembakaran gedung sekolah dan rumah Kepala Suku oleh KKB di Beoga Kabupaten Puncak. Aksi kekerasan KKB ini sudah melanggar hukum adat dan agama.”
Lembaga Adat juga mendukung penuh upaya penegakan hukum oleh TNI-Polri terhadap KKB yang sangat meresahkan masyarakat. “Kami sebagai perwakilan Adat di Kabupaten Nabire mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka cita yang mendalam kepada para korban, baik kepada dua orang guru, seorang siswa dan Kabinda Papua, semoga para korban diterima disisi Tuhan,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Pemuda Adat Papua Jan Arebo yang menilai, teror KKB sudah biadab dan di luar batas. “Saya sangat mengutuk keras aksi itu. Kebiadaban mereka (KKB) sudah tidak bisa ditolerir lagi oleh negara,” tegas Jan (25/4). Menurutnya, negara sudah tak ada alasan lagi dan harus segera memutuskan KKB sebagai organisasi teroris (bp).