Salim Silver di Kota Gede merupakan salah satu pusat perak yang terkenal di Indonesia. Itu sebabnya saat berkunjung ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyak
Kerajinan perak miliki kontribusi cukup besar ke dalam PDB negara sekitar 14,9 persen |
Sandiaga beserta staf dan Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita, diterima langsung Pemilik Salim Silver Jewelry Priyo Salim, dan melihat berbagai macam hasil para pengrajin perak berupa cincin, gelang, hingga kalung dan cara pembuatan perhiasan perak tersebut. Menparekraf menilai, pandemi COVID-19 memacu pelaku ekonomi kreatif/ekraf, khususnya para pengrajin perak untuk meningkatkan skill dari dua hal.
Pertama, adaptasi dengan digitalisasi, mulai dari menjual produk melalui online hingga menciptakan konten. Kedua, sebagai bentuk dari ekonomi berkeadilan, karena artisan atau UMKM menyentuh banyak sekali lini kehidupan masyarakat yang terdampak karena COVID-19.
Menparekraf Sandiaga Uno (kaos biru) kunjungi Gerai Salim Silver di Kota Gede, DIY |
“Tadi saya mendengar cerita pada puncaknya Salim Silver ini membuka lapangan kerja bagi 60 orang. Namun sekarang turun menjadi 16 orang. Jadi kita melihat satu peluang baru, terutama di masa depan berkaitan dengan B2C, dari Salim Silver langsung ke customer dengan penciptaan konten-konten yang menarik melalui platform digital. Sehingga bisa membantu menjual hasil dari Salim Silver ini ke target-target pasar yang selama ini belum kita jelajahi,” jelas Menparekraf.
Menparekraf mengatakan setelah mampu menghadirkan konten yang menarik, ia ingin membuat sebuah exhibition atau expo berbasis virtual. “Setelah situasi pandemi sudah kondusif kita bisa membawa ke pameran- pameran bertaraf internasional,” janjinya.
Seperti diketahui, kerajinan tangan memiliki kontribusi cukup besar ke dalam PDB (Pendapatan Domestik Bruto) yakni 14,9 persen, dengan nilai ekspor 6,4 miliar US Dollar. Selain itu, terdapat 700,000 unit usaha dan telah menciptakan lapangan kerja bagi 1,32 juta masyarakat Indonesia.
Priyo Salim menuturkan, “seperti yang sudah dikatakan oleh Menteri, memang kita perlu solusi untuk memperluas pasar, jadi tidak hanya mengandalkan pasar lokal atau pasar offline tapi kita mencoba memasuki pasar online” (dh/jna).