Jakarta (WartaMerdeka) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan pertem
![]() |
Duta Besar Kazakhstan Untuk Indonesia (kiri) bersama Menparekraf |
Peluang kerja sama tersebut meliputi rencana charter flight direct dari Surabaya dan Bali, Indonesia ke Almaty atau Astana, Kazakhstan. Sebaliknya dari Kazakhstan ke Indonesia. Saat ini maskapai penerbangan Kazakhstan, Air Astana, telah membuka penerbangan langsung ke beberapa negara Asia, seperti Kuala Lumpur, Bangkok, Hong Kong, Ho Chi Minh City, Seoul, Beijing, dan Tokyo.
Kemudian, wisata halal juga memiliki potensi untuk dikembangkan, karena Kazakhstan memiliki beberapa tempat bersejarah Islam di wilayah Turkistan. Halal businesses juga menjadi peluang yang potensial, karena permintaan pasar untuk menghadirkan bisnis halal seperti hotel, restoran halal cukup tinggi, sehingga Kazakhstan diproyeksi bisa menarik pengusaha Indonesia untuk berinvestasi mengembangkan usaha halal.
“Saya sangat optimistis pascapandemi ini kita bisa menghasilkan kerja sama dan saling berkolaborasi dalam mengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di kedua negara. Serta dapat membantu mempromosikan dan menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo di lima destinasi super prioritas, adalah Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang,” jelas Sandiaga.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan dari Kazakhstan ke Indonesia pada 2019 sebanyak 9.781 wisatawan. Namun, pada 2020 jumlah wisatawan tersebut mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19, yakni sebesar 3,671. Dengan adanya peluang kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan Khazakstan ke Indonesia.
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Daniyar Sarekenov menyebut, wisatawan negaranya sangat menyukai pantai sebagai destinasi tujuan. Karena Kazakhstan tidak memiliki pantai. Untuk itu, Indonesia sangat sesuai dengan minat wisatawan Kazakhstan.
“Sebagai tindak lanjut dari pembahasan kita kali ini, kita bisa melakukan virtual meeting untuk membahas lebih rinci. Dan saya berharap peluang kerja sama ini dapat dituangkan ke dalam perjanjian G to G atau nota kesepahaman,” harap Dubes.