Bali (WartaMerdeka) – “Saya berharap produk-produk ekonomi kreatif (ekraf) yang dihasilkan oleh pelaku UMKM kita ini bisa membuka lapangan kerja seban
![]() |
Berbagai kendala pengembangan UMKM di Bali diberikan stimulus oleh Pemerintah |
Menparekraf melakukan dialog interaktif dengan para pelaku UMKM (usaha menengah, kecil dan mikro) di Bali (11/6), mendengar masukan dan kendala yang dihadapinya selama pandemi. Pelaku UMKM tersebut diantaranya CV Suasty, CV Digital Vision Global, Jegeg Bagus Butik, Koming Guest House, Caremuz, Rai Shoes, Blumbung Furniture, Calista, Dwi Leather, dan Bali Farm Direct.
Salah satu pelaku UMKM CV Suasty mengungkapkan, pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi pendapatan mereka. Sebelum pandemi, memiliki 15 karyawan, namun setelah pandemi berkurang menjadi 7 karyawan. Akan tetapi, di masa pandemi ini pelaku UMKM CV Suasty tetap semangat menghasilkan produk sepatu dan tas yang berkualitas.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Trias dan Ibu Kadek karena CV Suasty ini berhasil bertahan di tengah pandemi dan melambatnya ekonomi. Seperti kita ketahui Bali mengalami kontraksi paling terdalam dari 34 provinsi, tapi CV Suasty ini masih bisa bertahan dari 15 karyawan sekarang tinggal 7 karyawan. Meskipun demikian mereka tetap semangat mengirimkan sampel-sampel produk ke luar negeri,” puji Sandiaga.
CV Suasty didirikan sejak 1 Agustus 2015, bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan tas, dompet, ikat pinggang, dan aksesoris yang terbuat dari kulit ular cobra, ular phyton, sapi, kambing, domba, pari, dan biawak. Pangsa pasarnya pun berasal dari mancanegara, seperti Prancis, Singapura, Australia, Amerika, hingga Inggris.
Sementara pelaku UMKM Jegeg Bagus Butik bergerak di bidang fesyen, khususnya kain tradisional, terkendala terkait dengan pemasaran produk yang belum meluas. Begitupun dengan pelaku UMKM Blumbungan Furnitur, akses permodalan menjadi salah satu utama yang dihadapi, dikarenakan harga kayu terus naik hampir tiap 2-3 bulan sekali, serta dari sisi promosi juga belum kuat.
![]() |
Program Work From Bali ikut gairahkan pemasaran produk ekraf |
Selain itu, ada program Beli Kreatif Lokal, diharapkan mampu membuka akses pasar kepada wisatawan nusantara melalui digitalisasi. Jadi, Menparekraf berharap melalui program Beli Kreatif Lokal akan geliatkan minat terhadap produk ekraf lokal. Ketiga program Work From Bali, karena program ini bukan hanya meningkatkan tingkat keterhunian hotel, tapi juga 70 persen dari WFB ini adalah untuk menopang para pelaku ekraf (ad/ma).