Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama-sama dengan Komunitas Ciliwung Depok melepa
Berang-berang cakar kecil cocok hidup di tempat basah seperti Sungai Ciliwung |
Ketiga individu berang-berang jantan yang dilepasliarkan diberi nama Tegal (8 tahun), Alur (7 tahun), dan Onyx (5 tahun), merupakan hasil penyerahan masyarakat secara sukarela ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta. Ketiga individu karnivora tersebut telah menjalani proses rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur yang dikelola Balai KSDA DKI Jakarta selama lebih satu tahun, dan dinyatakan sehat serta siap untuk dilepasliarkan.
Direktur Konservasi keanekaragaman Hayati Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Indra Eksploitasia menyampaikan, sebagaimana arahan Menteri LHK untuk generasi muda agar senantiasa menjaga dan melestarikan satwa liar milik negara di habitat alami. Jadi, sambung Indra, kegiatan ini tak sekedar melepas, melainkan ada konsekuensi tanggung jawab untuk semua yang ada di komunitas Ciliwung agar menjaga berang-berang agar bisa hidup secara alami dan berkembang biak.
Dalam pelepasliaran, masyarakat diajak untuk ikut merawat alam dan habitatnya |
"Harapan kami kegiatan ini tidak hanya sekedar seremoni. Tetapi kita semua dapat menghayati dan mengamalkan arti hari lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari serta melestarikan satwa kita sebagai bagian dari isi bumi. Hidup berdampingan dengan satwa dengan menjalankan fungsinya masing-masing. Sungai Ciliwung dapat menjadi habitat yang baik untuk satwa dan penyangga kehidupan manusia," terang Indra.
Ciliwung dipilih sebagai lokasi pelepasliaran karena sungai dengan panjang 120 KM ini sangat cocok bagi berang-berang yang menyukai kawasan basah, banyak air, khususnya aliran sungai dan juga pinggir pantai. Sungai Ciliwung, khususnya yang melewati Kota Depok, vegetasinya masih bagus dengan berbagai jenis tegakan pohon seperti Loa, Sukun, Beringin, Benda, dan jenis Bambu. Hal terpenting, Sungai Ciliwung masih memberi daya dukung memadai untuk keberlangsungan hidup berang-berang karena ketersediaan pakan berupa ikan masih berlimpah.
Berang-barang cakar kecil merupakan satwa tidak dilindungi. The IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List of Threatened Species kategorikan berang-berang cakar kecil ke dalam vulnerable atau rentan karena kecenderungan populasinya di alam kian berkurang. Selain degradasi habitat yang masih berlangsung, perburuan liar juga menjadi faktor penyebab menurunnya jenis berang-berang ini (dh).