Jakarta (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), melalui Deputi Ke
![]() |
Kedua buku produksi Kemenparekraf menggambarkan situasi penuh tantangan di masa pandemi |
Buku Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, menyuguhkan potret industri parekraf selama 2020, diperkuat dengan data-data di tiap destinasi pariwisata dan subsektor ekraf. Kemudian, buku Trend Industri Pariwisata 2021, mengulas bagaimana para pelaku usaha di sektor hotel, restoran, transportasi wisata, atraksi wisata, MICE, dan travel agent, mampu tetap hidup dan berkembang seiring dengan supply dan demand yang selalu berubah.
Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Kurleni Ukar, dalam acara Indonesia Tourism and Creative Industry Forum, yang digelar secara daring di Jakarta (21/7), mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah landscape industri pariwisata dan ekonomi kreatif, serta perilaku konsumen yang menyesuaikan dengan kondisi adaptasi kebiasaan baru, atau sering juga disebut sebagai new normal.
Lebih lanjut, tambah Kurleni, di tengah pandemi pelaku industri dituntut untuk bisa menjamin dimensi kesehatan dan mengubah standar prosedural yang sistemik. Juga dengan kebiasaan para konsumen yang akan menentukan bagaimana industri kembali membentuk dirinya di masa pandemi. Semua perlu kemampuan adaptabilitas yang mumpuni, baik oleh penggiat pariwisata atau pun ekonomi kreatif.
“Oleh karenanya, dengan semangat inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, kami bidang kebijakan strategis telah bekerja sama dengan stakeholders untuk membuat dua buku yang dirilis pada hari ini. Saya harap buku ini dapat memberikan inspirasi dan menjadi referensi dalam merumuskan bauran kebijakan dan strategi ke depan,” papar Kurleni.
![]() |
Kemenparekraf selalu beri dukungan agar pelaku industri giat berkarya |
“Kedua buku tersebut merupakan hasil riset mendalam dan dilakukan secara kolaboratif antara Kemenparekraf dengan merangkul stakeholder terkait. Mudah-mudahan buku ini bisa memberikan suatu petunjuk dan motivasi bagi pelaku industri,” urai Sandiaga.
Di samping itu, Menparekraf mengajak seluruh pihak untuk bergerak bersama menjadikan tahun 2021 sebagai momentum untuk pemulihan sektor parekraf, dalam bingkai restart, reform, dan rebound, meskipun dunia saat ini sedang menghadapi situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity), kondisi di mana semua serba tidak menentu dan penuh dengan ketidakpastian (ag/ma).