Jakarta (WartaMerdeka) – Menteri Liingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Siti Nurbaya bersama Wakil Menteri LHK, Wakil Menteri Luar Negeri, Wakil Menteri
![]() |
Konsistensi Indonesia dalam pengurangan emisi karbon dhargai World Bank |
Selain itu, juga didiskusikann tentang rencana Carbon Net Sink pada NDC sektor Kehutanan atau FoLU di 2030 yang telah tercantum dalam Updated NDC (Nationally Determined Contribution). Siti menjelaskan strategi Indonesia dalam mencapai NDC dengan kombinasi kerja dua sektor besar penurunan emisi pada NDC, yaitu sektor FoLU atau kehutanan dan sektor Energi. Sementara itu Wamen BUMN Pahala menjelaskan agenda inisiatif BUMN untuk dekarbonisasi secara sistematis.
Country Director World Bank, Satu Kahkonen beserta para pakar seniornya untuk kehutanan dan energi mendukung agenda tersebut. Apalagi sudah ada contoh kerja World Bank mendukung pemerintah dan pemerintah daerah yang secara nyata berkaitan proyek penurunan emisi karbon di Kaltim dan Jambi.
World Bank dapat menangkap dengan baik isyarat Indonesia bekerja nyata dan cukup ambisius dan akan mendukung ambisi Indonesia dalam mengurangi emisi karbon seperti pada Updated NDC Indonesia. “Cukup jelas langkahnya dan bisa dipahami hal-hal apa yang dibutuhkan dalam mendukung ambisi Indonesia," ujar Satu Kahkonen.
"Dukungan tersebut betul-betul untuk dukungan inisiatif Indonesia dan tidak akan menjadi klaim World Bank, karena World Bank mendukung negara dan inisiatif dan ownership itu ada pada dan bagi negara yang bersangkutan” tegas Satu Kahkonen menjawab hal-hal yang diungkapkan oleh Wamenlu Mahendra Siregar.
“Belajar dari pengalaman negara lain dan keahlian bank dunia dalam mendukung negara lain dalam mengembangkan sistem perdagangan karbon. Kami merasa sangat terhormat dapat bekerja sama dengan Bank Dunia melalui kerja sama yang panjang untuk mencapai tujuan tersebut. Indonesia ingin konsisten, we do what we say and we say what we do,” jelas Siti.
Mekanisme perdagangan karbon yang didorong untuk dapat dikembangkan bekerjasama dengan World Bank adalah cap-and-trade atau batasi-dan-dagangkan. Sistem ini bernama lengkap “emission trading system “ atau sistem perdagangan emisi. Sistem ini umumnya diterapkan dalam pasar karbon wajib karena untuk sistem ini diperlukan pembatasan emisi gas rumah kaca pada pihak-pihak peserta pasar.
![]() |
Menteri LHK dan sejumlah kementerian/embaga dialog secara daring dengan World Bank |
Pihak World Bank yang dipimpin oleh Satu Kahkonen sangat siap mendukung program pembangunan di Indonesia, termasuk dalam pengurangan emisi karbon. World Bank siap membantu melalu dukungan pendanaan untuk memperkuat kapasitas, dan dampingan teknis para ahli (dh).