Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
Mou menjadi tonggak sejarah karena pariwisata hijau menjadi harapan semua pihak |
Kerja sama diharapkan dapat mencapai pengembangan pariwisata hijau di destinasi wisata, berdampak positif bagi lingkungan sekitar terutama dalam hal kelestarian lingkungan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu, dengan Ketua Pembina YSUN, Lewi Sasmita, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta (28/9).
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat menyaksikan kesepakatan ini mengatakan, MoU merupakan bentuk sinergi, kolaborasi, kerja sama pemerintah pusat dengan Yayasan Sinar Utama Nusantara (YSUN) sebagai salah satu unsur pentahelix yang mempunyai tugas dalam bidang kesejahteraan sosial, khususnya pengembangan energi baru dan terbarukan, yaitu tenaga surya.
Pariwisata hijau, tambah Sandiaga, dapat diimplementasikan jika didukung oleh beberapa faktor, seperti regulasi dan tata kelola yang baik, partisipasi semua pemangku kepentingan, ketersediaan pembiayaan, pengembangan kapasitas dan pendidikan, pemasaran dan hubungan masyarakat yang baik.
“Yayasan Sinar Utama Nusantara ini akan mengambil satu sejarah dalam langkah kita mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan, berkeadilan. Apalagi kita akan menjadi tuan rumah G20 tahun depan, kita mau showcase langkah kita pengembangan destinasi yang berkelanjutan,” jelas Sandiaga.Kemenparekraf terus hadirkan pariwisata ramah lingkungan
Ketua Pembina Yayasan Sinar Utama Nusantara, Lewi Sasmita menyampaikan, kerjasama dengan Kemenparekraf untuk pembangkit listrik tenaga surya memanfaatkan matahari menjadi sebuah energi di destinasi wisata. “Semoga bentuk kerja sama yang terjalin dengan Kemenparekraf dapat memotivasi berbagai lembaga untuk bersama-sama mewujudkan pariwisata hijau,” harapnya (vh/dh).