Kegiatan penerjemahan bukan sekadar mengalihkan buku dari satu bahasa ke bahasa lain..Tetapi juga menggerakkan sejarah. Hal itu karena penerjemahan b
Proses penerjemahan bahasa asing sekaligus mengenalkm budaya setempat |
Hal itu diuraikan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA , dalam Obrolan HATI PENA #11, bertema “Quo Vadis Terjemahan Indonesia", didiskusikan secara webinar bersama nara sumber Jean Couteau, penulis asal Prancis yang menetap di Indonesia.
Webinar yang diselenggarakan SATUPENA ini berlangsung pada Minggu, 31 Oktober 2021, pukul 14.00-16.00 WIB, dipandu Amelia Fitriani dan Elza Peldi Taher .
Denny menambahkan, budaya dari luar, melalui penerjemahan buku-buku itu, masuk ke dalam budaya sendiri. Maka terjadilah sinergi dan interaksi antara dua budaya itu, yang menghasilkan budaya yang lebih besar.
Menurut Denny, para penerjemah adalah pekerja-pekerja budaya. Mereka adalah mitra kita yang sangat penting. Hal ini karena melalui kerja mereka dan buku-buku yang mereka terjemahkan, kita bisa berkenalan dengan dunia yang sangat luas.
“Tanpa buku-buku yang mereka terjemahkan, saya akan hidup terisolasi sebatas lingkup bahasa nasional,” lanjut Denny, yang penulis produktif dan penggagas puisi esai ini.
Denny JA, Ketum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena |