Konferensi Para Pihak ke-4.1 Konvensi Minamata tentang Merkuri yang berlangsung secara virtual dengan Indonesia sebagai tuan rumah (host) sejak 1 hing
Konvensi Minamata selama 4 hari berjalan alot namun bisa sepakati hal-hal strategis |
Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 (PSLB3) sekaligus Presiden COP 4 Konvensi Minamata, Rosa Vivien Ratnawati, saat konferensi pers di Jakarta menyampaikan (6/11), negosiasi setiap isu berlangsung dengan cukup alot pada empat hari pertama karena terdapat kendala pada pelaksanaan secara online dan zona waktu yang berbeda pada setiap negara. Tetapi proses adopsinya berjalan dengan lancar.
“Kita berhasil menyelesaikan pertemuan ini dengan adopsi keputusan penting mengenai program kerja dan anggaran, serta menyepakati tanggal pertemuan selanjutnya (COP 4.2) pada 21-25 Maret 2022 di Bali, dengan memperhatikan perkembangan kondisi COVID-19, mengutamakan kesehatan, kenyamanan, dan keamanan seluruh delegasi,” ujar Vivien saat menutup rangkaian acara COP 4.1 di Jakarta (5/11).
“Terima kasih sebesar-besarnya saya sampaikan juga kepada Sekretariat Konvensi Minamata dan seluruh pihak yang telah bekerja keras tanpa lelah mensukseskan jalannya acara ini. Sampai jumpa pada pertemuan COP 4.2 di Bali. Let's make mercury history!,” tambahnya.
Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Luar Negeri, Muhsin Syihab, yang ditunjuk menjadi Ketua Delegasi RI menambahkan, terdapat dua keputusan utama COP-4.1.Pertama terkait tanggal pelaksanaan di Bali yaitu 21-25 Maret 2022 dan kedua soal program kerja dan anggaran 2022.
“Indonesia mengusulkan COP-4.2 tanggal 21-25 Maret 2022 secara in person. Semua yang menyampaikan tanggapan mendukung tidak ada yang menentang. Namun sebagian kecil meminta untuk dilaksanakan secara hybrid. Kita mengharapkan semua datang secara in person namun kita tetap mempersiapkan sekiranya hal tersebut dilaksanakan secara hybrid,” jelas Muhsin.
Proses negosiasi yang alot terjadi saat pembahasan mengenai program kerja dan anggaran. Namun proses adopsi dilaksanakan pada sesi plenary berjalan lancar tanpa ada keberatan dari negara pihak. Adapun pada pembahasan agenda financial resources and mechanism Global Environment Facility (GEF), seluruh negara pihak menekankan pentingnya penggunaan dana GEF mendukung implementasi Konvensi Minamata.
“Dalam sesi ini Indonesia juga mendorong agar memperhatikan kepentingan negara berkembang diberikan kapasitas dan transfer teknologi melalui program kerja dan anggaran untuk memberikan bantuan pada negara berkembang,” papar Muhsin (ma).