Adanya konflik warga dengan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), yang baru-baru ini sempat meresahkan salah satu desa di Sumatera Utara (Sumut
Harimau berhasil ditangkap berkat kerjasama berbagai pihak |
Plt. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA Sumut) Irzal Azhar menjelaskan perjalanan penanganan konflik ini bermula saat dua ekor anjing peliharaan warga Desa Siundol Julu, ditemukan mati (13/12). Warga menduga hewan peliharaannya dimangsa Harimau Sumatera, karena di sekitar lokasi ditemukan jejaknya.
Lalu, Irzal menugaskan stafnya melalui Seksi Konservasi Wilayah VI Kota Pinang pada Bidang KSDA Wilayah III Padangsidimpuan, memasang kandang jebak di Desa Siundol Julu. Kandang jebak ini merupakan kandang jebak ketiga setelah sebelumnya di pasang di dua desa, masing-masing di Desa Hutabargot dan Desa Pagaranbira Jae.
Pada 14 Desember 2021, kembali ternak ayam milik warga Desa Siundol Julu dimangsa diduga disantap Harimau Sumatera. Penyisiran pun dilakukan Tim Balai Besar KSDA Sumut dengan melakukan pengecekan kandang jebak serta pemeriksaan rekaman camera trap yang terpasang.
Dua hari kemudian (16/12), sekitar pukul 12.15 Wib, petugas cek 3 lokasi kandang jebak dan hasilnya pada kandang jebak ketiga yang dipasang di Desa Siundol Julu, Harimau Sumatera ditemukan masuk dalam kandang tersebut. “Terlihat sekilas satwa tersebut dalam kondisi lemah,” ucap Irzal.
Melihat kondisi itu, khawatir warga melakukan pembalasan, Tim BKSDA Sumut evakuasi satwa ke Sanctuary Harimau Sumatera Barumun di Desa Batu Nanggar, Kec. Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas. Di sana Harimau Sumatera menjalani cek kesehatan, perawatan serta rehabilitasi sebelum nantinya dilepasliarkan ke habitatnya.
Penanganan konflik ini didukung berbagai pihak, baik dari Polri dan TNI, Pemerintahan Kabupaten Palas, tokoh masyarakat termasuk anggota DPRD Padang Lawas H. Lokot Nasution, serta lembaga mitra. Untuk itu, BKSDA Sumut apresiasi dan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut berpartisipasi membantunya (lw).