Perilaku korupsi di Indonesia bukan hanya kejahatan luar biasa, tetapi bisa dibilang sudah membudaya. Maka cara mengatasinya tidak cukup dengan sekada
Karya disertasi pada 2014 dari Universitas Indonesia ini yang akhirnya jadi buku |
Ini diutarakan Dr. Satrio Arismunandar, penulis buku “Perilaku Korupsi Elite Politik di Indonesia,” di Jakarta (16/12). Karyanya diluncurkan sebagai buku perdana Divisi Print On Demand, Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA.
Di momen sama, juga diluncurkan “100 Buku yang Mewarnai Indonesia Sejak Era Kolonial,” hasil kerja sama SATUPENA dan Balai Pustaka. Untuk serial pertama, ada 6 judul buku. Acara ini juga dihadiri Ketua Umum SATUPENA Denny JA dan Dirut Balai Pustaka Achmad Fachrodji.
Menurut Satrio, strategi kebudayaan berorientasi ke masa depan. Yakni, bagaimana manusia bisa memanfaatkan budaya sebagai sarana atau “masterplan,” untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Masa depan tanpa korupsi.
Untuk tujuan itu, ada dua konsep budaya yang dapat digunakan, yaitu budaya malu (shame culture) dan budaya kebersalahan (guilt culture). Budaya ini terdapat di semua bangsa di dunia. “Namun di negeri-negeri Asia seperti China, Jepang, Korea, yang lebih menonjol biasanya adalah budaya malu,” ujar Satrio.
Dr Satrio Arismunandar |