Islam dan Pancasila tidak harus selalu diposisikan secara diametral. Karena pada hakikatnya, Pancasila merupakan penerjemahan praktis filosofis atas I
Jakarta (WartaMerdeka) – Islam dan Pancasila tidak harus selalu diposisikan secara diametral. Karena pada hakikatnya, Pancasila merupakan penerjemahan praktis filosofis atas Islam itu sendiri dalam ranah kebangsaan dan ke-Indonesia-an.
Terlebih, masa depan Indonesia sebagai negara demokrasi meniscayakan dinamika kontestasi.
Kaum santri politik wajar berpikir subjektif. Tetapi, realisme politik membutuhkan prasyarat objektifikasi.
Karena itulah, perlu disadari umumnya, umat Islam di tanah air mesti membuka perspektif dalam memosisikan Pancasila sebagai panduan untuk hidup dan berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Ini yang menjadi topik menarik Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena nanti malam (28/1).
Bersama M. Alfan Alfian penulis buku "Islam, Pancasila dan Geliat Demokrasi di indonesia" dalam Obrolan Hati Pena *48, lewat webinar nanti jam 19.00-21.00 WIB.
Simak di link zoom:
https://s.id/hatipena48, Livestreaming: Youtube Channel: Hati Pena TV, Facebook Channel: Perkumpulan Penulis Indonesia – Satupena.
Sertifikat disediakan bagi yang membutuhkan (lw).