Dunia seni selama ini disalahartikan. Dunia seni acapkali didefinisikan tergantung pada karya-karya seniman kaum pria di Eropa sana. Padahal kaum pere
![]() |
Perempuan banyak memberi kontribusi dalam kesenian |
Jakarta (WartaMerdeka) - Dunia seni selama ini disalahartikan. Dunia seni acapkali didefinisikan tergantung pada karya-karya seniman kaum pria di Eropa sana. Padahal kaum perempuan juga sudah lama berkarya dan mewarnai dunia seni. Ada ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang bias gender selama ini dalam mendefinisikan dunia seni.
Hal itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, dalam Webinar di Jakarta (30/6), mengulas kebangkitan perempuan dalam dunia seni. Sebagai pembicara adalah penulis dan Direktur Cemara 6 Galeri, Inda Citraninda Noerhadi.
Mengutip jurnalis Amerika, Gloria Steinem, yang juga seorang aktivis hak-hak kaum perempuan. Steinem mengkritik suasana dunia seni, bukan cuma di Eropa tetapi juga di Amerika Serikat. Dunia seni tidak jarang melihat para seniman perempuan secara tidak setara.
Denny menuturkan, ada lukisan di batu dalam gua-gua dari era prasejarah, sejak 12.000 tahun lalu. Menurut para pakar antropologi, sebanyak 75 persen dari lukisan jenis ini dibuat oleh kaum perempuan. Berarti, keterlibatan perempuan dalam dunia seni sudah lama sekali.
Ketika di zaman prahistoris itu kaum pria sedang pergi berburu dan mencari makanan, kaum perempuan tinggal di gua-gua. “Mereka punya banyak waktu luang untuk berkreasi di dunia seni,” ujar Denny.
![]() |
Denny JA |
“Bahkan kumpulan karya-karya berkualitas di dunia Barat (Western canon) juga mengabaikan peran seniman perempuan, karena isi Western canon itu umumnya karya seniman kaum pria,” jelas Denny (dh).
Foto: Istimewa