Berhijab Bagian Dari Toleransi Keberagaman

“Keragaman cara penafsiran berbusana bagi umat Islam juga sebuah keniscayaan dan perlu disikapi sebagai rahmat,” ujar Alimatul Qibtiyah, Komisioner Ko

Berbusana hijab kini menjadi pemandangan umum
Jakarta (WartaMerdeka) – “Keragaman cara penafsiran berbusana bagi umat Islam juga sebuah keniscayaan dan perlu disikapi sebagai rahmat,” ujar Alimatul Qibtiyah, Komisioner Komnas Perempuan, saat Webinar di Jakarta dan siaran persnya disampaikan ke media (16/9). Webinar diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA.

Diskusi yang menghadirkan Alimatul Qibtiyah sebagai narasumber itu membahas topik “Youtuber dan Upaya Merawat Ruang Publik.” Jadi, kata Alimatul, pemakaian hijab atau jilbab di Indonesia saat ini semakin menguat dengan adanya gerakan “hijrah.” Gerakan ini cenderung mempunyai penafsiran tunggal, terbiasa dengan cara berpikir hitam putih, eksklusif, tekstual dan keArab-Araban.

Alimatul berpendapat, meyakini tafsir tunggal sebagai sebuah kebenaran dan dipaksakan pada orang lain, berisiko mencederai keragaman pengalaman perempuan. Serta banyaknya kasus menyakitkan. Perempuan merasa terteror, terendahkan, dan merasa menjadi perempuan yang tidak sempurna.

Menurut Alimatul, bagi bangsa Indonesia, keragaman diyakini sebagai takdir dan sunnatullah. Ia tidak diminta, tetapi pemberian Tuhan Yang Maha Pencipta, bukan untuk ditawar tetapi untuk diterima (taken for granted).

Keragaman dalam berbusana bagi perempuan adalah kekayaan. “Keragaman cara penafsiran berbusana bagi umat Islam juga sebuah keniscayaan dan perlu disikapi sebagai rahmat,” jelas Alimatul.

Kalau mengukur kesalehan perempuan dari selembar kain yang ada di kepalanya, lantas bagaimana mengukur kesalehan seorang laki-laki? “Ini kan nggak fair juga. Kenapa yang selalu diukur adalah kesalehan perempuan, dan bukan kesalehan laki-laki?” tanya Alimatul.

Alimatul mengisahkan, sejarah mencatat bahwa budaya pemakaian hijab di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak abad ke-17. Walaupun ada perbedaan penafsiran tentang wajib-tidaknya hijab di Indonesia, namun hijab menjadi populer sejak tiga dekade pasca revolusi Iran 1974. “Itu dengan beragam motivasi: sebagai kebenaran, menuruti tuntutan anak, sebagai pakaian formal, untuk keamanan, dan kepentingan bisnis,” paparrnya.

Alimatul menyatakan, tidak ada data pasti pemakaian hijab/jilbab di Indonesia. Tapi survei 2014 melaporkan, ada 63,58 persen dari 626 responden perempuan muslim, yang mengatakan bahwa mereka telah memakai dan akan memakai hijab. Hanya sekitar 4,31 persen dari mereka yang tidak akan memakai hijab.
Alimatul Qibtiyah, Komisioner Komnas Perempuan
Gatra melaporkan, Jumlah hijaber di Indonesia pada 2012 sekitar 47 persen, kemudian pada tahun 2018 melonjak menjadi 72 persen. Tren peningkatan pemakaian hijab ini menjadi peluang bisnis pakaian yang sangat menggiurkan. Salah satu pasar hijab di Bandung, Jawa Barat, melaporkan bahwa peluang bisnis meningkat lima kali lipat dari Rp 3 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 15 miliar pada 2018 (dh).

Foto: Istimewa

WM Multiplex

Nama

Advertorial,3,Alutsista,48,ATHG,258,Bela Negara,195,Bencana,4,Berita Duka,1,Covid-19,23,Daerah,4,Ekonomi dan Bisnis,140,Ekraf,12,Gaya Hidup,70,Gaya Hidup Sehat,4,Gender,1,Hankam,7,Hidup Sehat,132,Hukum,2,Internasional,225,IPTEK,1,Jabodetabek,3,Jendela,1,Jendela nusanfa,2,Jendela Nusantara,270,Kanker Pankreas,4,Kearifan Lokal,9,Kebhinekaan,4,Kegiatan Sosial,16,Kesehatan,14,Lingkungan,198,Luar Negeri,17,Maritim,4,Multilateral,1,Nasional,9,Obat Alami,4,Olahraga,20,Opini,4,Pariwisata,8,Pesona Indonesia,117,Politik,12,Ragam,276,Redaksi,1,Sastra,1,Sastra Budaya,15,SDM,244,Sehat,38,Sejarah,7,Seni Budaya,21,Seputar Kemerdekaan,2,Sorotan,5,Tani,3,Tani Darat,104,Tani Laut,27,Teras Indonesia,111,TNI / POLRI,3,TNI-POLRI,3,Transportasi,77,Travel,2,UMKM,3,Warta Merdeka,1,Wawasan,8,Wisata,7,
ltr
item
WARTAMERDEKA.web.id | Berita Warta Merdeka: Berhijab Bagian Dari Toleransi Keberagaman
Berhijab Bagian Dari Toleransi Keberagaman
“Keragaman cara penafsiran berbusana bagi umat Islam juga sebuah keniscayaan dan perlu disikapi sebagai rahmat,” ujar Alimatul Qibtiyah, Komisioner Ko
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpQSRDcvzo-qOhJqaToyFOA1mbMOZck03KycyQ-pvBRURtB_3cZe3f_NuD_3aSDkgmvQSy853njjjVzO_P-7ykQ-vmMYKtBnvb_JKA8lBxYjbAm3y5c4YMn9OYpNhaFFDmRf-GxHAMMOLb0BXHkSL7Rs7xsX_pMkGl6aRFdZJfioE7Vu4vSnd0irhK/w640-h428/WhatsApp%20Image%202022-04-11%20at%2022.49.58.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpQSRDcvzo-qOhJqaToyFOA1mbMOZck03KycyQ-pvBRURtB_3cZe3f_NuD_3aSDkgmvQSy853njjjVzO_P-7ykQ-vmMYKtBnvb_JKA8lBxYjbAm3y5c4YMn9OYpNhaFFDmRf-GxHAMMOLb0BXHkSL7Rs7xsX_pMkGl6aRFdZJfioE7Vu4vSnd0irhK/s72-w640-c-h428/WhatsApp%20Image%202022-04-11%20at%2022.49.58.jpeg
WARTAMERDEKA.web.id | Berita Warta Merdeka
https://www.wartamerdeka.web.id/2022/09/berhijab-bagian-dari-toleransi.html
https://www.wartamerdeka.web.id/
https://www.wartamerdeka.web.id/
https://www.wartamerdeka.web.id/2022/09/berhijab-bagian-dari-toleransi.html
true
7022093466243617840
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy