"Kita harus mengerahkan taktik teknologi dan kemampuan kumpulan drone dalam jumlah besar, drone Kamikaze dan sistem sistem otonomus, sistem-sistem rob
![]() |
Perang Udara modern menampilkan berbagai teknologi kedirgantaraan |
Dalam seminar bertema Pengembangan Teknologi Elektronika Penerbangan, Prabowo menekankan, kekuatan pertahanan udara di masa mendatang memiliki tantangan sangat luar biasa. Menhan berharap TNI AU mampu menghadapi sistem perang udara yang terus mengalami perubahan seiring dengan cepatnya perkembangan dunia teknologi saat ini.
Mènhan juga menyikapi konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. Disampaikannya, konflik tersebut adalah sebuah peristiwa yang harus diambil pembelajaran bagi kekuatan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Menhan, Ukraina berhasil memberikan pembelajaran, dimana kekuatan pesawat nirawak atau UAV yang memiliki kemampuan membawa rudal-rudal mematikan dapat melakukan serangan ke titik-titik pertahanan Rusia.
Sementara Kepala Staf Angkatan Udra (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, mengajak segenap stakeholder kedirgantaraan tanah air, baik unsur pemerintahan, industri, dan akademisi, turut mengeksplorasi dan menentukan strategi, dalam memenuhi teknologi elektronika penerbangan yang dapat diterapkan TNI AU.
Pada seminar yang merupakan rangkaian peringatan HUT Komlekau tersebut, Kasau menilai, saat ini perkembangan teknologi elektronika kedirgantaraan begitu pesatnya, sehingga dapat dibandingkan dengan kapabilitas electronic warefare TNI AU saat ini.
![]() |
Seminar TNI AU juga menghadirkan Menhan Prabowo Subianto |
Beberapa pembicara lain dalam Seminar Nasional TNI AU yaitu Gubernur Lemhannas Andi Widjayanto, Kadisinfolahtaau Marsekal Pertama TNI Teguh Dharmawan, Dirut PTDI Marsda TNI (Pur) Gita Amperiawan, Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Donny Ermawan, dan dosen Universitas Pertahanan Dr Hasto Kristiyanto (ma).
Foto: Istimewa