Empat Orangutan Lahir Di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

Jakarta (WartaMerdeka) – Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, menyatakan dengan adanya kelahiran di alam bayi orangutan dari induk hasil pelepasliaran, merupakan indikator penting dan bersejarah karena menjadi bukti keberhasilan program rehabilitasi, pelepasliaran dan terjaganya habitat mereka di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya/TNBBBR. “Hal ini juga menunjukkan adanya kerjasama yang sinergis dengan mitra-mitra terkait dalam konservasi orangutan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah”, sebut Wiratno dalam keterangan tertulisnya (27/5). Kelahiran bayi orangutan dari induk bernama Desi (12 tahun), merupakan orangutan rehabilitan yang dilepasliarkan pada 26 November 2016 lalu. Anak Desi baru berusia beberapa hari terpantau oleh tim monitoring pada 10 Juni 2020, kemudian diberi nama Dara oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Siti Nurbaya. Kelahiran bayi dari induk Desi menjadi keempat dari program pelepasliaran orangutan di Balai TNBBBR bersama mitra. Dua kelahiran yang termonitor oleh tim, yaitu induk rehabilitan Desi dan Shila berasal dari program pelepasliaran bekerjasama dengan mitra Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) di wilayah TNBBBR Kalimantan Barat dan dua kelahiran lainnya induk rehabilitan Ijum dan Aulin assl program pelepasliaran bekerjasama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival (Yayasan BOS) di wilayah TNBBBR Kalimantan Tengah. Siti Nurbaya juga memberi nama-nama untuk 3 anak orangutan lainnya yaitu: Surya (jantan, anak Shila), Indra (jantan, anak Ijum) dan Aditya (jenis kelamin belum diketahui, anak Aulin). Menurut Wiratno, keterlibatan masyarakat disekitar lokasi dalam pelepasliaran hingga pemantauan satwa, diharapkan dapat meningkatkan kesadarannya untuk turut melestarikan orangutan dan habitatnya di kawasan TNBBBR. “Kita menyadari upaya konservasi tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri. Kita perlu bergandengan dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga lain, masyarakat setempat, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga masyarakat”, tambahnya. Indra Eksploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, menambahkan, sebagai salah satu spesies kunci, keberadaan orangutan sangat penting untuk turut menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem.

Induk orangutan Desi dengan anaknya Dara
Jakarta (WartaMerdeka) – Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, menyatakan dengan adanya kelahiran di alam bayi orangutan dari induk hasil pelepasliaran, merupakan indikator penting dan bersejarah karena menjadi bukti keberhasilan program rehabilitasi, pelepasliaran dan terjaganya habitat mereka di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya/TNBBBR. “Hal ini juga menunjukkan adanya kerjasama yang sinergis dengan mitra-mitra terkait dalam konservasi orangutan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah”, sebut Wiratno dalam keterangan tertulisnya (27/5).

Kelahiran bayi orangutan dari induk bernama Desi (12 tahun), merupakan orangutan rehabilitan yang dilepasliarkan pada 26 November 2016 lalu. Anak Desi baru berusia beberapa hari terpantau oleh tim monitoring pada 10 Juni 2020, kemudian diberi nama Dara oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Siti Nurbaya.

Kelahiran bayi dari induk Desi menjadi keempat dari program pelepasliaran orangutan di Balai TNBBBR bersama mitra. Dua kelahiran yang termonitor oleh tim, yaitu induk rehabilitan Desi dan Shila berasal dari program pelepasliaran bekerjasama dengan mitra Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) di wilayah TNBBBR Kalimantan Barat dan dua kelahiran lainnya induk rehabilitan Ijum dan Aulin assl program pelepasliaran bekerjasama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival (Yayasan BOS) di wilayah TNBBBR Kalimantan Tengah.

Siti Nurbaya juga memberi nama-nama untuk 3 anak orangutan lainnya yaitu: Surya (jantan, anak Shila), Indra (jantan, anak Ijum) dan Aditya (jenis kelamin belum diketahui, anak Aulin).

Menurut Wiratno, keterlibatan masyarakat disekitar lokasi dalam pelepasliaran hingga pemantauan satwa, diharapkan dapat meningkatkan kesadarannya untuk turut melestarikan orangutan dan habitatnya di kawasan TNBBBR.

“Kita menyadari upaya konservasi tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri. Kita perlu bergandengan dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga lain, masyarakat setempat, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga masyarakat”, tambahnya.

Indra Eksploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, menambahkan, sebagai salah satu spesies kunci, keberadaan orangutan sangat penting untuk turut menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem.

“Kami semua menantikan kelahiran-kelahiran alami berikutnya dari orangutan rehabilitan yang dilepasliarkan di kawasan ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya pelepasliaran orangutan di TNBBBR”, kata Indra.

Kepala Balai TNBBBR Agung Nugroho, menyebut, dari kajiannya, menemukan hutan di wilayahnya memenuhi persyaratan sebagai rumah baru bagi orangutan rehabilitan, seperti beragamnya jenis tumbuhan pakan, ketinggian dari permukaan laut yang ideal, daya tampung areal yang besar, serta jauh dari akses aktivitas manusia.

“Program pelepasliaran, dan pemantauan orangutan yang dilakukan oleh Balai TNBBBR bekerjasama dengan mitra YIARI maupun Yayasan BOS ini berhasil membuat Desi, Shila, Ijum, dan Aulin tidak hanya berhasil pulih kembali menjadi orangutan sejati dan kembali hidup bebas di habitat aslinya, tetapi juga sukses mencetak satu generasi baru orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya”, ungkap Agung.

Diyakini bahwa keberhasilan ini akan berulang mengingat tidak hanya ada satu orangutan yang dilepasliarkan di kawasan ini. Kelahiran bayi orangutan bukan merupakan ujung keberhasilan program reintroduksi. Ini adalah awal. Awal dari terbentuknya generasi baru orangutan liar di dalam kawasan TNBBBR. Sejauh ini telah dilepaskan 46 individu orangutan dan jumlahnya dipastikan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah orangutan setelah rehabilitasi di pusat penyelamatan orangutan.

Di TNBBBR sendiri, terutama di Wilayah Kalimantan Tengah, sudah melepasliarkan 171 individu. Dengan kondisi hutan yang sangat ideal sebagai lokasi pelepasliaran dengan luas yang besar, KLHK optimis kelahiran-kelahiran alami berikutnya akan segera menyusul (ma).

WM Multiplex

Nama

Advertorial,3,Alutsista,48,ATHG,258,Bela Negara,195,Bencana,4,Berita Duka,1,Covid-19,23,Daerah,4,Ekonomi dan Bisnis,140,Ekraf,12,Gaya Hidup,70,Gaya Hidup Sehat,4,Gender,1,Hankam,7,Hidup Sehat,132,Hukum,2,Internasional,225,IPTEK,1,Jabodetabek,3,Jendela,1,Jendela nusanfa,2,Jendela Nusantara,270,Kanker Pankreas,4,Kearifan Lokal,9,Kebhinekaan,4,Kegiatan Sosial,16,Kesehatan,14,Lingkungan,198,Luar Negeri,17,Maritim,4,Multilateral,1,Nasional,9,Obat Alami,4,Olahraga,20,Opini,4,Pariwisata,8,Pesona Indonesia,117,Politik,12,Ragam,276,Redaksi,1,Sastra,1,Sastra Budaya,15,SDM,244,Sehat,38,Sejarah,7,Seni Budaya,21,Seputar Kemerdekaan,2,Sorotan,5,Tani,3,Tani Darat,104,Tani Laut,27,Teras Indonesia,111,TNI / POLRI,3,TNI-POLRI,3,Transportasi,77,Travel,2,UMKM,3,Warta Merdeka,1,Wawasan,8,Wisata,7,
ltr
item
WARTAMERDEKA.web.id | Berita Warta Merdeka: Empat Orangutan Lahir Di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Empat Orangutan Lahir Di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Jakarta (WartaMerdeka) – Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, menyatakan dengan adanya kelahiran di alam bayi orangutan dari induk hasil pelepasliaran, merupakan indikator penting dan bersejarah karena menjadi bukti keberhasilan program rehabilitasi, pelepasliaran dan terjaganya habitat mereka di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya/TNBBBR. “Hal ini juga menunjukkan adanya kerjasama yang sinergis dengan mitra-mitra terkait dalam konservasi orangutan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah”, sebut Wiratno dalam keterangan tertulisnya (27/5). Kelahiran bayi orangutan dari induk bernama Desi (12 tahun), merupakan orangutan rehabilitan yang dilepasliarkan pada 26 November 2016 lalu. Anak Desi baru berusia beberapa hari terpantau oleh tim monitoring pada 10 Juni 2020, kemudian diberi nama Dara oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Siti Nurbaya. Kelahiran bayi dari induk Desi menjadi keempat dari program pelepasliaran orangutan di Balai TNBBBR bersama mitra. Dua kelahiran yang termonitor oleh tim, yaitu induk rehabilitan Desi dan Shila berasal dari program pelepasliaran bekerjasama dengan mitra Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) di wilayah TNBBBR Kalimantan Barat dan dua kelahiran lainnya induk rehabilitan Ijum dan Aulin assl program pelepasliaran bekerjasama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival (Yayasan BOS) di wilayah TNBBBR Kalimantan Tengah. Siti Nurbaya juga memberi nama-nama untuk 3 anak orangutan lainnya yaitu: Surya (jantan, anak Shila), Indra (jantan, anak Ijum) dan Aditya (jenis kelamin belum diketahui, anak Aulin). Menurut Wiratno, keterlibatan masyarakat disekitar lokasi dalam pelepasliaran hingga pemantauan satwa, diharapkan dapat meningkatkan kesadarannya untuk turut melestarikan orangutan dan habitatnya di kawasan TNBBBR. “Kita menyadari upaya konservasi tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri. Kita perlu bergandengan dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga lain, masyarakat setempat, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga masyarakat”, tambahnya. Indra Eksploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, menambahkan, sebagai salah satu spesies kunci, keberadaan orangutan sangat penting untuk turut menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFgftEYNaFdkqsGh0kjgwLsmuNo2s5uL04uCnXro7PumwQfZAV-yYos3E0cRGGUa0556PK9oVsfSpcINntY8zSk7srqOjqsPD3CPnKSOPiKOtMFkB-vZBIqdgAvi3EP-8E-fZFPqpQ5rc/s400/PHOTO-2020-06-27-16-09-02.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFgftEYNaFdkqsGh0kjgwLsmuNo2s5uL04uCnXro7PumwQfZAV-yYos3E0cRGGUa0556PK9oVsfSpcINntY8zSk7srqOjqsPD3CPnKSOPiKOtMFkB-vZBIqdgAvi3EP-8E-fZFPqpQ5rc/s72-c/PHOTO-2020-06-27-16-09-02.jpg
WARTAMERDEKA.web.id | Berita Warta Merdeka
https://www.wartamerdeka.web.id/2020/06/empat-orangutan-lahir-di-taman-nasional.html
https://www.wartamerdeka.web.id/
https://www.wartamerdeka.web.id/
https://www.wartamerdeka.web.id/2020/06/empat-orangutan-lahir-di-taman-nasional.html
true
7022093466243617840
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy