Denpasar (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung pelaksanaan simulasi protokol kesehatan untuk konser outdoor oleh para pekerja event di Bali yang tergabung DPD IVENDO (Dewan Industri Event Indonesia) Bali. "Simulasi ini penting sebelum ditetapkan dalam protokol kesehatan di bidang penyelenggaraan kegiatan. Sehingga diharapkan penyelenggaraan kegiatan dapat kembali berjalan dan pekerja seni dapat produktif lagi namun tetap aman COVID-19 di era adaptasi kebiasaan baru," ucap Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani dalam keterangannya (18/8).
Dengan simulasi adaptasi kebiasaan baru, konser musik bisa digelar dengan aman |
Denpasar (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung pelaksanaan simulasi protokol kesehatan untuk konser outdoor oleh para pekerja event di Bali yang tergabung DPD IVENDO (Dewan Industri Event Indonesia) Bali.
"Simulasi ini penting sebelum ditetapkan dalam protokol kesehatan di bidang penyelenggaraan kegiatan. Sehingga diharapkan penyelenggaraan kegiatan dapat kembali berjalan dan pekerja seni dapat produktif lagi namun tetap aman COVID-19 di era adaptasi kebiasaan baru," ucap Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani dalam keterangannya (18/8).
Simulasi berlangsung di Gong Perdamaian Kertalangu, Denpasar, Bali (18/8), sebagai tindak lanjut dari penyusunan Standard Operational Procedure (SOP) di bidang penyelenggaraan kegiatan (event). Kemenparekraf/Baparekraf hanya menyusun panduan penerapan protokol, sementara untuk perizinan tetap menjadi wewenang pemerintah daerah.
Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) merangkap Plt. Direktur Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Edy Wardoyo menambahkan, "kita semua berharap panduan yang disusun dapat segera diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sehingga kegiatan baik Event Festival maupun pertunjukan dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kondisi saat ini.”
Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie, menjelaskan sejak April 2020 pihaknya bersama Kemenparekraf/Baparekraf telah membuat serangkaian diskusi untuk menyusun manual panduan pelaksanaan event, merujuk pada protokol kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Mulai dari sisi event supplier (produksi/vendor), event organizer, hingga pengisi acara serta crowd control-nya.
Kini rancangan manual panduan protokol kesehatan event tersebut akan dibuatkan simulasi sebelum menjadi sebuah Dynamic Operating Procedure (DOP). Simulasi akan diselenggarakan dalam bentuk Hybrid Drive in Concert yang mengkolaborasikan antara sistem offline dan online dalam sebuah kegiatan festival.
"Kegiatan ini pertama kali di Bali yang diselenggarakan oleh sekitar 46 industri event mulai event organizer, event supplier, musisi, dan MC. Selain itu, juga melibatkan UKM kuliner, tenaga medis hingga media serta para stakeholder pariwisata sebagai peserta simulasi layaknya sebuah kegiatan pada umumnya," jelas Grace.
Acara ini melibatkan sekitar 70 mobil undangan terbatas dengan kapasitas maksimum 4 orang atau menempati 50 persen kapasitas area Gong Perdamaian. Para undangan ini bukan hanya menyaksikan pertunjukan di atas panggung, melainkan juga menjadi pelaku simulasi.
Undangan, pekerja event, dan musisi serta semua pihak yang terlibat yang memasuki area simulasi diwajibkan melakukan registrasi melalui digital platform. Semua informasi disajikan dalam digital platform tersebut, mulai tata tertib, mekanisme pembelian makanan, menu, serta akses komunikasi dengan helpdesk serta medis.
Memasuki area kegiatan, wajib menunjukkan QR code untuk dilakukan digital scan. Kemudian dicek suhu badannya oleh tim. Setelah lolos, mobil wajib memasuki disinfectan chamber. Bagi panitia yang tidak mengendarai kendaraan, wajib melewati aseptic chamber. Undangan juga bisa berfoto di photo wall. Di lokasi photo wall sekaligus titik pertama, penonton wajib mencuci tangan menggunakan portable wastafel dan portable hand sanitizer yang telah disediakan. Hasil foto tidak diterima secara hardcopy namun penonton menerima secara digital.
Saat memasuki area utama, mobil menempati space parkir yang telah disediakan sesuai nomor stiker kendaraan yang dipasang di mobil. Di area ini, undangan juga memiliki akses terbatas yaitu hanya bisa keluar dari mobil di area seluas 3,5 x 6 meter dan toilet. Pun untuk pemesanan makanan, undangan bisa memesan melalui digital platform untuk mencegah kerumunan antrian.
Karena antrian di setiap booth UKM Kuliner hanya dibatasi maksimal 5 orang dan hanya dilayani untuk pemesanan serta pembayaran saja. Karena makanan akan diantarkan oleh petugas UKM kuliner. Pembayaran dengan menerapkan sistem nontunai. Penggunaan toilet pun dilakukan dengan protokol keamanan yaitu dibersihkan oleh petugas setiap kali selesai digunakan.
Selain musisi Bali diantaranya Balawan, Robi Navicula, Ope Indonesian Voice, Crazy Horse, dan Joni Agung & Double T tampil di atas panggung dan disaksikan secara langsung, juga ada penampilan yang dilakukan live dari Jakarta yaitu Roy Jeconiah ex Boomerang.
Konsep gabungan offline dan online ini sebagai solusi tatanan adaptasi baru bidang event dengan adanya pembatasan kapasitas penonton. Jadi, kondisi pandemi bukan halangan bagi musisi dari manapun, bahkan musisi dari luar negeri pun, bisa ikut tampil di atas panggung dengan cara live secara online. Simulasi ini merujuk pada program kepariwisataan di era baru Bali dan digitalisasi pariwisata berbasis Quick Response Code Indonesian Standard/QRIS (ag/ma).