Medan (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengajak pelaku usah
Pasar Modal bisa jadi ajang pelaku usaha parekraf kembangkan karyanya |
Medan (WartaMerdeka) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengajak pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk masuk ke pasar modal melalui skema IPO (Initial Public Offering). Ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha parekraf dalam mengembangkan usahanya melalui pasar modal Indonesia serta menjangkau investor yang lebih luas.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, dalam acara KreatIPO yang bertajuk “Persiapan untuk Melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Melalui Skema Initial Public Offering (IPO)”, di Santika Premier Dyandra Hotel & Convention Medan (19/10), mengatakan permodalan masih menjadi salah satu kendala besar bagi para pelaku usaha di Indonesia. Sebagian besar usaha pelaku parekraf hanya mangandalkan modal sendiri, karena kesulitan untuk mendapatkan akses pinjaman ke lembaga keuangan, baik lembaga keuangan perbankan maupun nonperbankan.
“Hal ini yang membuat Kemenparekraf/Baparekraf menginisiasi kegiatan KreatIPO, untuk mengajak pelaku usaha parekraf mencari alternatif pendanaan bagi perusahaannya. Salah satunya dengan melantai di bursa efek melalui skema IPO,” jelas Fadjar Hutomo. Skema IPO merupakan proses sebuah perusahaan untuk menawarkan sahamnya agar dapat dibeli oleh masyarakat umum melalui bursa efek untuk yang pertama kalinya. Bursa Efek Indonesia telah menyediakan tiga platform, antara lain papan utama, papan pengembangan, dan papan akselerasi.
“Papan akselerasi ini yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk melantai di bursa. Hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan usaha melalui pasar modal,” tambah Fadjar. Dari KreatIPO diharapkan dapat memberi pemahaman kepada para pelaku usaha terkait cara melantai di bursa efek serta menjadi meeting point strategis untuk saling berbagi pengalaman dalam menemukan model bisnis lainnya. Sehingga, bisa memperoleh akses pembiayaan dari berbagai investor yang ada di bursa efek.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Ria Nofida Telaumbanua menambahkan, akses permodalan saat ini masih menjadi suatu kendala bagi pelaku usaha. Hal ini yang juga menjadi faktor lambatnya pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Untuk itu, pelaku usaha bisa memanfaatkan alternatif pendanaan lain, seperti skema IPO.
“IPO memberikan peluang besar bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat meningkatkan kapasitas usahanya. Karena, melalui IPO pelaku usaha akan memperoleh penjaminan yang pasti dari berbagai investor yang ada di bursa efek,” terang Ria. Dengan IPO, pelaku usaha memiliki potensi pertumbuhan usaha lebih cepat, kinerja keuangan perusahaan tentu lebih baik karena mendapat modal, serta meningkatkan citra dan nilai perusahaan karena perusahaan yang masuk IPO dianggap telah naik kelas.
Sementara Anggota Komisi X DPR, Sofyan Tan, memuji Kemenparekraf/Baparekraf atas terselenggaranya kegiatan KreatIPO ini. “Saya berharap melalui kegiatan KreatIPO ini bisa membantu pelaku UMKM Indonesia menuju UMKM yang berkelas dengan masuk ke pasar modal,” pesan Sofyan.
KreatIPO dihadiri oleh beberapa narasumber, antara lain Presiden Direktur PT. Mark Dynamics Ridwan Goh, Direktur PT. Panin Sekuritas Tbk Prama Nugraha, Kepala IDX Incubator Surabaya Cita Mellisa, dan Pakar Ekonomi Ki DR Saur Pandjaitan XIII (ag/bp).