Magelang (WartaMerdeka) – “Berdasarkan rapat koordinasi sebelumnya, isu dan tindak lanjut yang menjadi perhatian adalah aksesibilitas dan konektivita
Menko Marves Luhut B. Panjaitan dengan latar Candi Borobudur |
Luhut juga mengajak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem A. Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno dan Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Magelang Zaenal Arifin, Direktur Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti dan Direktur Jendral Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian.
Rombongan mengunjungi titik-titik pembangunan yang terdiri atas Kampung Seni Borobudur, Kembanglimus Community Center, Gerbang Palbapang, Kawasan Candi Pawon, Concourse Candi Borobudur, dan Lahan Otorita. Permasalahan utama yang terjadi saat ini adalah adanya tekanan yang besar terhadap struktur Candi Borobudur akibat peningkatan jumlah pengunjung/wisatawan.
Pada 2019 tercatat lebih dari 3,3 juta orang ke Candi Borobudur, atau setara dengan 8.000 orang/hari. Dari hasil studi Balai Konservasi Borobudur, idealnya maksimal pengunjung sebanyak 128 orang/hari. “Oleh karenanya, akan diimplementasikan wisata berkualitas di Borobudur, dengan menjadikan Rencana Induk 1979 sebagai acuan bagi Rencana Induk Pariwisata yang terbaru,” jelas Luhut.
Kemenko Marves mengajak Kemendikbud, Kemen PUPR, Kemenparekraf, serta Kemen BUMN untuk bersama-sama menindaklanjuti peningkatan potensi wisata berkualitas di DPSP Borobudur. Menurut Luhut, aksesibilitas serta konektivitas meliputi jalan, transportasi, serta jaringan internet dan telekomunikasi perlu mendapat perhatian.
Sementara itu, penataan kawasan Candi serta kawasan homestay beserta listrik menjadi aspek amenitas yang akan menjadi fokus dalam peningkatan kualitas pariwisata di Candi Borobudur. Kemudian, akan ada peningkatan paket wisata dan event yang menjadi daya tarik atraksi.
“Untuk meningkatkan nilai kualitas wisata, kita juga perlu siapkan masyarakat dengan memberi pelatihan dalam bidang pariwisata, sehingga kita juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru,” tambah Luhut. Diharapkan peran universitas sekitar Candi Borobudur dapat dilibatkan dalam melakukan studi, sehingga timbul rasa tanggung jawab merawat dan melestarikannya hingga generasi mendatang.
“Semua sudah sepakat, untuk sama-sama bekerja menyiapkan pembangunan kawasan Candi Borobudur dan akan juga disiapkan dana setiap tahun, sehingga Candi Borobudur dapat menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf Internasional,” terang Luhut (ma).