Makassar/Sulsel (WartaMerdeka) – "Kedepan tentu kita harus memiliki pola, mau dibawa kemana konsep kemaritiman Indonesia pada tahun 2045," ujar Deputi
Pembangunan kemaritiman nasional miliki aspek yang luas |
Hal ini, menurutnya merujuk konsep kemaritiman, tak hanya merujuk pada isu tentang kelautan saja. "Kalau berbicara tentang kemaritiman bukan hanya soal perikanan, tetapi ada terdapat 7 pilar mulai dari yang terkait dengan perikanan, ESDM, Lingkungan dan Kehutanan, Parwisata, Investasi dan Perhubungan," tambah Safri.
Oleh karena itu, sebagai deputi sekaligus ketua ISOI, dia berharap forum ini dapat menjaring masukan dari praktisi untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi peningkatan sektor kemaritiman Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi Kemenko Marves Andreas Dipi Patria yang juga Ketua Tim Pokja Haluan Maritim Nasional menjelaskan, Sekretariat Kemenko Marves telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Haluan Maritim Nasional. Di dalamnya terdapat 2 sub pokja, yaitu substansi dan jejaring yang bertugas menyiapkan materi Haluan maritim.
Andreas mengutip pesan para pemimpin bangsa dahulu yang berkeinginan membangun Indonesia sebagai bangsa Samudra, yang kuat sebagai bangsa maritim. "Saat ini kita perlu merangkum semua strategi pembangunan kemaritiman tersebut (baik lintas generasi, pemerintahan maupun lintas bidang dan sektor) dalam penyusunan “Haluan Pembangunan Kemaritiman” yang komprehensif," bebernya.
Detilnya, sambung Andreas, Kemenko Marves menginisiasi pembuatan acuan pembangunan kemaritiman jangka panjang, lintas periode pemerintahan, menjaga kesinambungan pembangunan kemaritiman dan didukung literasi yang kuat. Secara spesifik, tujuan agenda workshop ini adalah membahas bersama dengan praktisi mengenai Konsep Haluan Maritim Nasional jangka 2025-2045.
Universitas Hasanuddin diajak Kemenko Marves perdalam konsep kemaritiman nasional |