Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, kembali melakukan pertemuan dengan Gubern
 |
| Pemerintah beri perhatian khusus untuk pemulihan parekraf di Bali |
Seperti diketahui pada 2019, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Bali mencapai 54 persen. Namun, akibat pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi di Bali minus hingga 9,3 persen secara kumulatif. Hal ini merupakan kontraksi terdalam yang pernah dialami Provinsi Bali. Untuk itu pemerintah terus melakukan upaya reaktivasi Bali.
Menparekraf memaparkan tiga strategi, pertama percepatan program vaksinasi bagi masyarakat Bali. Direncanakan 70 persen penduduk Bali bisa mendapatkan vaksinasi, yaitu sebanyak 3 juta orang, dari jumlah penduduk Pulau Dewatag mencapai 4,3 juta orang.
“Kami terus menyiapkan pemulihan pariwisata di Bali. Kami melihat dari penanganan COVID-19 sudah jauh lebih baik. Dan vaksinasi ini kami apresiasi, bahwa Bali sebagai provinsi yang mendapatkan presentase vaksinasi tertinggi dari targeted group. Dan sesuai dengan arahan Presiden vaksinasi itu harus sudah diselesaikan pada Juli ini,” ujar Menparekraf.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Kurleni Ukar, Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya dan Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya.
Kedua, kepatuhan terhadap protokol kesehatan/prokes akan diperketat. Beberapa program Kemenparekraf untuk membantu hal tersebut diantaranya melalui Gerakan BISA yang masih digulirkan di destinasi wisata yang ada di Bali dan juga daerah lain di Indonesia. Kemudian, sertifikasi CHSE yang jumlahnya akan terus ditingkatkan.
“Jadi dari segi jumlah destinasi wisata, hotel dan restoran yang tersertifikasi, Bali yang tertinggi dari segi kepatuhannya terhadap CHSE. Mulai bulan Juli, kita akan memulai program CHSE dan Bali kita targetkan dua kali lipat dari tahun lalu, menjadi 1.200 destinasi wisata, hotel, dan restoran yang akan tersertifikasi CHSE,” terang Sandiaga.
“Dan terakhir (ketiga), untuk jangka menengah panjang, penyiapan dari reaktivasi Bali dan diversifikasi ekonomi Bali. Kita harapkan akan mempercepat pemulihan pariwisata di Bali sesuai dengan pengendalian COVID-19 yang lebih baik lagi kedepannya,” harapnya. Rencana jangka menengah-panjang tersebut, termasuk memperbaiki infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara, menyiapkan fasilitas pariwisata seperti kegiatan MICE, dan lainnya.
 |
| Berbagai program bantuan insentif diperluas dan diperbesar jumlahnya guna bangkitkan parekraf Bali |
Di samping itu, Kemenparekraf juga akan hadir membantu pemulihan ekonomi Bali dengan rogram tepat manfaat, tepat sasaran, tepat waktu, dan tentunya berkeadilan. Seperti program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang dianggarkan Rp60 miliar dan pendaftarannya sudah dibuka sejak 4 Juni 2021.
Kemudian, program Dana Hibah Pariwisata yang tahun ini akan diperluas dan diperbesar jumlahnya menjadi Rp3,7 triliun. Selain itu, juga ada dukungan terhadap penyelenggaraan kegiatan (events) seperti Arabian Travel Market (ATM) Dubai 2021 dan Bali & Beyond Travel Fair 2021 yang berlangsung di Nusa Dua mulai 8 – 12 Juni 2021 (ag/dh).
.jpeg)
