Bali (WartaMerdeka) – Masih rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali melepasliarkan 500 ekor
Pelepasliaran Tukik sangat didukung dan dinanti oleh masyarakat |
Jenis tukik yang dilepasliarkan adalah Lekang (Lepidochelys olivácea), merupakan hasil relokasi atau penyelamatan sarang telor penyu oleh masyarakat kelompok di Pantai Perancak - Jembrana, Pantai Saba - Gianyar dan di Pantai Serangan - Denpasar.
Dari ketentuan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES), menyebutkan semua jenis penyu laut telah dimasukan dalam appendix I yang artinya perdagangan internasional penyu untuk tujuan komersil dilarang.
Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Afni Zulkifli yang ikut hadir menyampaikan, ini menjadi langkah baik agar kehidupan satwa liar di alam tetap terjaga dan dapat melakukan fungsinya sebagai bagian penyeimbang ekosistem. "Meski di situasi pandemi, dengan menerapkan protokol kesehatan, kita berhasil melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan dengan melepasliarkan 500 ekor tukik," ucap Afni.
Selain itu, kegiatan ini juga mendukung semangat restorasi ekosistem, yang menjadi tema utama peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia tahun ini. Dari pandangan para ahli, sepuluh tahun kedepan merupakan periode terpenting untuk mencegah bencana akibat perubahan iklim, serta untuk menjaga keanekaragaman hayati.
''Sebagaimana pesan Ibu Menteri LHK dalam puncak hari lingkungan hidup sedunia, bahwa kita tidak bisa mengembalikan waktu. Tapi kita bisa mengembalikan kondisi lingkungan, melalui berbagai aktivitas positif dalam menjaga dan merawat lingkungan. Kita adalah generasi yang berdamai dengan alam. Apa yang kita lakukan hari ini adalah salah satu aktivitas positif menjaga lingkungan,'' pesan Afni (dh).